REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan wisata Mandeh menjadi salah satu unggulan pariwisata Sumbar. Kementerian Pariwisata bahkan telah menyatakan wilayah Mandeh yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, sesuai dengan potensi yang ada, wilayah Mandeh akan menonjolkan wisata bahari. Untuk itu diperlukan percepatan persiapan dalam menjadikan Mandeh kawasan wisata andalan.
"Pengembangan (pariwisata) Sumbar kita jadikan contoh adalah Mandeh, tentunya dengan konsep Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas. Tempat lain nanti tinggal mengkopi," ujar Arief Yahya saat peluncuran Tour de Singkarak 2016 beberapa waktu lalu.
Kawasan Mandeh saat ini sudah menjadi destinasi wisata. Keindahan pantai dan deretan pulaunya bahkan disebut Menpar sebagai "Raja Ampat" Sumatra Barat. Kekuatan wisata Mandeh ada di wisata laut, pantai dan bawah laut.
"Mandeh akan menjadi atraksi bahari, jadi secara potensi sangat besar," kata Arief Yahya.
Untuk aksesibilitas menurut Menpar sangat penting. Saat ini menuju Mandeh dari kota Padang sedikitnya dibutuhkan waktu dua hingga tiga jam. Namun sesuai target presiden, tahun 2017 akses jalan sepanjang 40 kilometer akan rampung.
"Jadi untuk akses ke Mandeh, bupati tidak usah khawatir. Menteri PU sudah berjanji di depan presiden, jadi jangan khawatir," kata dia.
Saat ini yang harus dikerjakan dengan cepat adalah pemenuhan amenitas. Menpar sendiri telah menginstruksikan Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah Sambudhy untuk menghadirkan 100 toilet di sekitar Mandeh.