REPUBLIKA.CO.ID, PENANG – Sukses besar! Dua kata itu menggambarkan penampilan wow Nidji di George Town Festival, Sabtu (30/7) malam. Pemicunya, tembang Laskar Pelangi, lagu yang menceritakan perjuangan hidup seorang bocah yang mengejar cita-cita dari sebuah kawasan yang sudah ditetapkan sebagai satu dari 10 Bali Baru di Provinsi Bangka Belitung.
Sebenarnya apa sih yang terbersit di kepala Anda ketika mendengar kata Laskar Pelangi? Lintang, yang luar biasa cerdas namun harus kalah dengan keadaan ekonomi yang tak pernah berpihak pada nasibnya? Mahar, sang seniman cilik nyentrik yang menganggap semua hal di dunia ini adalah sebuah mahakarya seni yang selalu bisa di agung-agungkan? Atau Nidji, grup band yang menyenandungkan soundtrack sebuah film yang sudah ditonton 4,6 juta orang dan meraup pendapatan hingga Rp 139 miliar?
Semua bayangan tadi memang tidak ada yang salah. Tapi saat menyaksikan hari pertama George Town Festival, ribuan penonton agaknya bakal sepakat menjawab Nidji. Kolaborasi Nidji dan tembang Laskar Pelangi tadi seperti memiliki kekuatan magis. Dengan versi reggae, Giring cs sukses menghipnotis ribuan penonton yang menyemut di Esplanade, George Town, Penang, Malaysia. Semua berjoged bersama. Semua ikut nyanyi bareng. Dan yang paling penting, semua happy.
Hingga pukul 00.00, tak ada satupun penonton yang beranjak pulang. Semua setia menyaksikan Nidji hingga hari berganti dari Sabtu (30/7) menjadi Ahad (31/7). Bayang-bayang mengenai para tokohnya, alur ceritanya, pesan-pesan yang begitu bermakna, serta destinasi wisatanya yang indah, kembali terbayang meski sudah bertahun-tahun tak lagi jadi sorotan.
“Terimakasih Nidji. Lewat lagu Laskar Pelangi, Nidji secara tidak langsung sudah membantu mendrive promosi pariwisata Bangka Belitung di George Town. Tanpa cerita, film dan lagu Laskar Pelangi, barangkali brand Belitung tidak seperti sekarang. Kawasan berpantai indah, batuan, light house di Pulau Lengkuas, Tanjung Kelayang dan lainnya,” ujar I Gde Pitana Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, Ahad (31/7).
Sekarang, Belitung sudah dijuluki Negeri Laskar Pelangi. Kawasan ini menjadi KEK pariwisata tercepat. Ketika ditetapkan menjadi KEK pariwisata oleh Presiden Joko Widodo, infrastruktur bisa masuk sampai ke kawasan tersebut. Semua akses untuk proses membangun kawasan itu dilakukan lebih cepat.
Belitung sudah bertransformasi menjadi satu dari 10 Bali Baru yang tengah dikebut Menpar Arief Yahya. Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi-nya, diperkuat. Dari sisi Atraksi, tidak ada yang diragukan, karena Belitung punya banyak keunggulan dan keunikan. Pantai pasir putih, laut jernih, bawah laut yang bagus, dan beberapa pulau di sekitarnya yang masih perawan.
Amenitas sedang diperkuat. Akan ada banyak homestay yang dibangun di sana. Masyarakat langsung didorong untuk mendapatkan manfaat langsung dari pengembangan pariwisata di daerahnya. Mereka tidak menjadi penonton di negeri sendiri. Mereka bisa ikut menjadi subjek dari pengembangan kawasan pariwisata itu sendiri. “Kalau di Tanjung Lesung, Banten, kami sudah tetapkan 1.000 homestay dengan masyarakat. Di Belitung pun kami akan bangun juga,” tambah Pitana.
Yang masih menjadi PR, adalah perpanjangan runway bandara Belitung. Ini diyakini harus segera dilakukan agar pesawat-pesawat besar bisa mendarat langsung di sana. “Setelah itu, tinggal meningkatkan status bandara menjadi international airport,” ungkap Pitana.
Menpar Arief Yahya menyebut, ke-10 Top Destinasi itu dari Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara itu pasti akan dibangun fasilitas berkelas internasional. Termasuk bandara yang bisa diakses dengan cepat dari kawasan wisata itu. “Belitung, tunggu saja, sudah masuk menjadi prioritas,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata.