REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Seluruh perguruan tinggi pariwisata di Indonesia akan dilibatkan secara penuh dalam program penciptaan dan pengembangan 10 destinasi prioritas yang biasa disebut dengan "Bali Baru".
Sesuai tugas dan fungsinya, nantinya perguruan tinggi akan ambil bagian khususnya bidang pendidikan untuk mendukung program penciptaan sumber daya manusia (SDM) pariwisata berkualitas di 10 destinasi prioritas tersebut.
Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata, Ahman Sya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perguruan Tinggi Pariwisata se-Indonesia.
"Kita ingin lebih mengerucut pada penanganan 10 destinasi prioritas. Semua perguruan tinggi perserta Rakor akan dibagi habis untuk menanganani masing-masing sesuai dengan proximity (kedekatan) dan kemampuan," ujar Ahman Sya, Rabu (3/5) malam.
Selama ini menurut Ahman Sya, Akademi Pariwisata yang ada di bawah naungan Kementerian Pariwisata sudah melakukan tugas tersebut. Akademi Pariwisata Medan misalnya membantu menangani pengembangan Danau Toba. Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung membantu empat destinasi yaitu Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kota Tua dan Kepulauan Seribu di Jakarta.
Begitu juga Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali yang membantu menangai Bromo-Tengger-Semeru, Manadlika serta Labuan Bajo.
"Semua sudah dibagi, tapi pariwisata ini terlalu luas dan terlalu banyak sehingga harus dibagi sesuai lokasi masing-masing," kata Ahman Sya dalam pernyataanya.
Pembagian tugas nantinya tidak akan keluar dari program Tri Dharma perguruan tinggi. Yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
"Perguruan tinggi pariwisata di Indonesia diharapkan memiliki kontribusi besar untuk turut mengembangkan 10 destinasi prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Ahman Sya.