Ahad 07 Aug 2016 11:16 WIB

Wejangan Arief Yahya Soal Spirit Ikhsan

Arief Yahya (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Rendra Purnama
Arief Yahya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengeluarkan CEO Message setiap satu pekan sekali untuk memotivasi kementrian yang dia pimpin. Pesan-pesan moral ini dia sampaikan setiap pekan sekali, sebagai bagian untuk memperkokoh landasan moral, memperkuat spirit bekerja, dan menghidupkan mimpi menjadi yang terbaik.

 “Saya sudah pelajari, semua agama mengajarkan hal yang esensinya sama, spirit Ikhsan!” kata Menpar Arief Yahya.

Motivator ESQ, Ary Ginanjar menggunakan tiga angka, yakni 1-6-5. Artinya, Satu itu artinya Ikhsan. Enam itu Rukun Iman, Lima itu Rukun Islam. Jadi simbol 165 itu menempatkan ikhsan sebagai nomor satu dalam 3I --Ikhsan, Iman, dan Islam--. “Baik saja tidak cukup, kita harus menjadi yang terbaik! Bekerja yang terbaik, menjadi nomor satu, itu adalah spirit Ikhsan. Dan saya minta Kemenpar menjadi nomor wahid,” jelas Arief Yahya.

Berikut ini, transkrip lengkap pesan CEO atau CEO Message yang ditulis Menpar Arief Yahya"

“Baik itu tidak cukup baik, kita harus selalu menjadi yang terbaik”

Arief menuturkan menjadi yang terbaik adalah sebuah keyakinan dasar (basic belief) yang harus dimiliki setiap insan Kemenpar untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Dengan sikap mental dasar untuk menjadi yang terbaik maka kita bisa mendedikasikan dan mempersembahkan yang terbaik pula kepada Kementerian yang kita cintai ini, kepada bangsa dan negara, dan lebih universal lagi kepada seluruh umat manusia (rahmatan lil ‘alamin).

Untuk bisa menjadi yang terbaik maka perlu adanya standar kinerja tertinggi (highest standard of performance) yang diterapkan kepada dirinya maupun kepada anak buah kalau kita adalah pemimpin. Standar tertinggi ini berlaku baik dari sisi nilai-nilai (values), perilaku (behavior), ataupun kapabilitas/kompetensi. Di samping itu standar tertinggi juga dari sisi hasil-hasil yang ingin kita capai (achievement/result). Bila ingin menjadi world class player, gunakan world class standard.

Dari sisi nilai-nilai dan perilaku misalnya, saya menuntut setiap insan Kemenpar untuk memiliki standar integritas tertinggi, standar kejujuran tertinggi, atau standar daya juang dan keuletan tertinggi, nggak gampang loyo dan menyerah. Dari sisi kapabilitas dan kompetensi, saya menuntut ekspertis terbaik, yang dapat dibentuk dengan cara membangun (build), kalau tidak bisa dicukupi dari dalam terpaksa sementara harus meminjam (borrow) atau membeli (buy) ekspertis dari luar. Sementara dari sisi hasil, saya menuntut capaian-capaian terbaik: nomor 1, nomor 2, atau mentok nomor 3.

"Itu artinya kita harus membentuk dan menempa dirinya mencapai kualitas personal tertinggi (highest personal quality). Kalau keyakinan dasar ini sudah dimiliki, maka pada gilirannya kita akan menjadi pribadi yang selalu high demanding, high achiever, dan memiliki sense of perfection. Kita akan menuntut standar tertinggi tersebut tanpa pandang bulu dan tanpa pernah berkompromi," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement