Rabu , 10 Aug 2016, 11:08 WIB

Kemenpar Jaring Investor untuk Theme Park

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memperhatikan dekorasi seluncuran spiral di wahana Atlantis Water Adventure yang roboh di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Ahad (25/9).
Pengunjung memperhatikan dekorasi seluncuran spiral di wahana Atlantis Water Adventure yang roboh di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Ahad (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya ingin Indonesia memiliki theme park berskala internasional di 10 top destinasi prioritas. Itu akan memperkuat atraksi yang sudah ada, baik alam maupun culture. Sehingga semua level, semua yang disukai orang, bisa digabung menjadi satu kekuatan atraksi di destinasi tersebut.

Niatan itu, disampaikan Arief saat membuka Fun Asia Expo, pameran Theme park, Waterpark & Attraction terbesar di ASEAN yang digelar di JI Expo, Kemayoran, 4-5 Agustus 2016. “Karena itu, kami membuka peluang bagi para investor yang berminat membangun theme park terutama di 10 top destinasi. Silakan, menambahkan satu atraksi man made yang memiliki business opportunity yang bagus di pariwisata ini,” kata Arief.

Berdasarkan data Theme Entertaiment Association (TEA / AECOM) 2015, pertumbuhan wisata ini sangat tinggi. Dan semua, didominasi oleh Asia dan based operator Amerika Serikat, yaitu Chimelong, Songcheng, Disney dan Universal. Untuk top 25 taman hiburan di seluruh dunia pada periode 2014-2015, rata-rata pertumbuhan kedatangan wisatawan mencapai 5,4 persen. Itu terjadi di tengah laju pertumbuhan Asia Pasifik sebesar 6,9 persen.

Secara keseluruhan, jumlah kunjungan top 25 wisata theme park di seluruh dunia pada 2014 mencapai 223,5 juta. Sementara pada 2015 meningkat menjadi 235,6 juta. “Bila dikelola dan dipromosikan dengan baik standarnya global, punya karakteristik mass tourism dan keluarga, saya yakin bisa membantu capaian target nasional 20 juta wisatawan mancanegara di 2019,” tambah Arief.

Tren kunjungan wisata theme park selalu tinggi. Magic Kingdom Walt Disney World di Florida, Amerika Serikat, dikunjungi 20,492 juta wisatawan dalam kurun waktu satu tahun. Disneyland di California, AS, menembus angka 18,278 juta kunjungan. Tokyo Disneyland juga tak kalah fantastisnya. Theme park di ibukota Jepang itu dikunjungi 16,6 juta orang per tahun. Dua lainnya, Universal Studios Japan di Osaka serta Tokyo Disney Sea dikunjungi masing-masing 13,0 juta dan 13,6 juta pengunjung per tahun.

Angka pertumbuhan rata-rata theme park di Indonesia berdasarkan Asosiasi Rekreasi Keluarga Indonesia (ARKI) adalah sekitar 5-10 persen. Angkanya masih di atas pertumbuhan rata-rata dunia. Bila perumbuhan pengunjung waterpark dunia di 2015 mencapai 3,7 persen, Indonesia ada di kisaran 5-7 persen. Saat ini, salah satu waterpark di Indonesia, Atlantis di Ancol, Jakarta, hadir di peringkat 19 besar waterpark paling banyak dikunjungi di seluruh dunia. Pada 2015, angkanya menembus 970 ribu pengunjung.

Dengan besarnya potensi tadi, Arief Yahya mengundang investor untuk mengembangkan theme park berskala internasional di Indonesia. Lokasi yang ditawarkan, adalah 10 destinasi prioritas. Ada Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang-Belitung, TanjungLesung-Banten, KepulauanSeribu-Jakarta, Borobudur,Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika-Lombok, Labuan Bajo, Wakatobi-Sulawesi dan Morotai di Maluku Utara yang diyakini sangat berpotensi mendulang kunjungan wisatawan lewat wisata theme park. Dan saat ini, pembangunan atraksi, amenitas dan akses di seluruh wilayah tadi sedang dikebut pemerintah.

Undangan tadi diutarakan Arief di hadapan 200 exhibitor dari Inggris Raya, Italia, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea, Tiongkok, Taiwan dan Singapura. Dari mulai Vice President of International Association of Amusement Parks and Attractions Asia Pacific (IAAPA), June Ko, eks President of IAAPA, Cesar Mario Mamon, Founder and Advisor of Indonesian Family Recreation Association (ARKI), Rachmat Sutiono hingga Chairman of Indonesian Family Recreation Association, Taufik A Wumu terlihat asyik menyimak ajakan sang menteri.

“Ajakan yang menarik. Nanti kami jajaki peluangnya. Kalau ada theme park berskala internasional di seluruh destinasi prioritas, modelnya seperti Disneyland, pasti wisatawan mancanegara akan banyak datang ke Indonesia,” ujar founder ARKI, Rachmat Sutiono.