REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan penghargaan kepada 16 wartawan pariwisata yang menulis artikel tentang keragaman wisata bahari Indonesia. Penghargaan yang sudah berjalan dua tahun ini sebagai bentuk apresiasi terhadap karya tulis wartawan serta mempromosikan pariwisata bahari Indonesia.
"Saat ini hanya sekitar satu juta wisatawan mancanegara (wisman) yang melakukan wisata bahari. Diharapkan akan naik empat kali lipat di tahun 2019 mendatang. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk promosi yang baik dilakukan oleh media seluruh Indonesia," kata Menpar Arief dalam sambutannya di Balairung Soesilo Soedarman, semalam.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu semangat wartawan untuk lebih sering menulis tentang keindahan pariwisata Indonesia, khususnya wisata bahari. Melalui tulisan, potensi wisata bahari di seluruh negeri semakin menggaung dan dapat dipromosikan.
"Kegiatan ini juga saya harap dapat menjadi informasi pariwisata yang baik dan selalu dinantikan oleh masyarakat Indonesia dan internasional."
Sementara itu Ketua Panitia Lomba Menulis Bahari, Tri Wibowo menambahkan, lomba ini selaras dengan konsep Presiden Joko Widodo yang menitik beratkan pembangunan maritim Indonesia.
"Diharapkan kegiatan ini menjadi momentum untuk membangkitkan Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata dia.
Peminat lomba wisata bahari yang berhadiah total Rp 500 juta ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 367 artikel wisata bahari yang telah terbit di media masing-masing masuk ke meja para juri, dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 209 artikel.
Untuk kategori media cetak/surat kabar, juara harapan dua berhasil diraih oleh Febrianti dari Koran Tempo dengan judul 'Matahari tak Lagi Merah di Mandeh', juara harapan satu diraih oleh Fadhil dari koran Sindo Batam dengan judul 'Wisata Dasar Laut Pulau Abang Punya Blue Coral, Sering Diselami Wsiman dan Artis', juara ketiga diraih oleh Iis Zatnika dari Harian Media Indonesia dengan judul 'Jamuan Alam di Teluk Triton', juara kedua diraih oleh Winda Destiana Putri dari Harian Republika dengan judul 'Mengejar Bono' dan Ami Hermawan dari Media Koran dengan judul 'Cantiknya Tanjung Kelayang Wisman Pun Mabuk Kepayang' berhasil menjadi juara pertama.
Untuk kategori media online, juara harapan dua diraih oleh Gusnaldi Saman dari Singgalang dengan judul 'Malin Kundang tak Pernah Mati', harapan satu diraih oleh Wahyuana dari Bisnis Asia.com dengan judul 'Zona Arlindo, Sungai Wisata Selam Unggulan Indonesia', juara ketiga diraih oleh Edi Sutrisno dari beritakepri.com dengan judul 'Serasan, Pendar Terpendam di Ujung Utara', juara kedua oleh Ronny Adolof dari kompas.com dengan judul 'Magnet Wisata Bahari di Tapal Batas Itu Bernama Miangas' dan juara pertama diraih oleh I Nengah Muliarta dengan judul 'Mengintip Potensi Bawah Laut di Nusa Penida'.
Untuk kategori majalah, juara harapan dua oleh Edwin Yusman F dari Majalah Nova dengan judul 'Berlibur di Pulau Terluar Kalimantan Timur', juara harapan dua oleh Rizki Adhar dari Majalah Properti dengan judul Pesona Bahari Terpendam di Teluk Jakarta', juara ketiga diraih oleh Yogi Wirawan dari Majalah Travel Club dengan judul 'Gugusan Pulau Kecil Nan Cantik, Bernama Pulau Pengabatang', juara kedua Lukmanul Hakim dari Travel Club dengan judul 'Tanjung Lesung Pantai Istimewa di Ujung Jawa' dan Titik Kartitiani dari National Geographic dengan judul 'Menumpang Pinisi Menghampiri Banggai' menjadi juara pertama.
Untuk kategori 'Best of The Best' berhasil diraih oleh Abdullah Deurima dari kilasmaluku.com dengan judul artikel 'Berdamai dengan Ikan di Perairan Koon Maluku'.
Dewan juri pada ajang ini berasal dari instansi pemerintah dan pakar pariwisata. Beberapa di antaranya seperti Esthy Reko Astuti sebagai Deputi pengembangan Pemasaran pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Raymond T Lesmana dari praktisi wisata bahari dan Didien Junaedy sebagai Ketua GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia).