Ahad , 04 Sep 2016, 12:05 WIB

Pentahelix Percepat Pembangunan KEK Tanjung Kelayang Belitung

Red: Dwi Murdaningsih
Google
Tanjung Kelayang. Ilustrasi
Tanjung Kelayang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG - Menpar Arief Yahya sumringah melihat progres perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Kelayang, Belitung. Bukan hanya konsursium Belitung Maritime Silk Road yang dalam 6 bulan sejak Perpres KEK-nya diteken Presiden Jokowi ground breaking 2 September lalu, tetapi juga masyarakat yang terus bergerak menyambut lahirnya 'Bali Baru' itu.

"Pentahelix-nya jalan dan terbukti mempercepat semua bottleneck," kata Arief Yahya di Belitong.

Yang dimaksud Pentahelix adalah kolaborasi 5 unsur subjek atau stakeholder pariwisata di kawasan itu. Academician, Business, Community, Government dan Media. Biasa disingkat ABCGM. Dukungan pemerintah dinlai memberikan perhatian yang konkret.

Menpar mengapresiasi Bupati Sahani Saleh, yang bergerak sangat cepat. Bupati dinilai to the point menyosialisasikan sektor pariwisata ke masyarakatnya. Program homestay yang MoU nya sudah diteken berasama BTN dan Gubernur Babel Rustam Efendi itu menjadi kunci, agar community developmentnya mulai dilakukan.

"Masyarakat pasti happy, karena mereka langsung mendapatkan benefit dari services pariwisata," kata Arief Yahya.

Bagi Menpar, community itu adalah bagian dari ekosistem yang sangat penting. Budaya, adat istiadat, kuliner, kesenian mereka adalah aset yang bukan hanya indah sebagai cultural value, tetapi juga menaikkan nilai atraksi kawasan destinasi tersebut. "Ingat 60 persen wisman itu masuk ke Indonesia karena alasan cultural, sisanya 35 persen nature dan 5 persen man made. Dan masyarakat akan percaya jika memperoleh benefit langsung. Seeing is believing!" ungkapnya.

Business atau private sector juga langsung bergerak cepat. Selain mereka yang mengerjakan amenitas seperti hotel, convention, resort, restoran, coffee, daln lainnya juga mereka yang bermain di airlines. Maskapai berkomitmen mengangkut lebih banyak orang ke Belitung.

Konsorsium Belitung Maritime yang terdiri dari PT Belitung Pantai Intan (Belpi), PT Buki Belitung Indah, PT Nusa Kukila, PT Tanjung Kasuarina, dan PT Sentra Gita Nusantara sudah bergerak cepat.  Tahap I pembangunan setelah Ground Breaking adalah membangun The Kapitein House, dengan 98 kamar hotel, 30 vila dengan target beroperasi 17 Agustus 2018.

Gubernur Rustam Effendy menyebut, konsorsium bersama Dharmawangsa Group itu bergerak cepat. Tahap I, dari 324.4 hektare itu sudah mulai groundbreaking di Tanjung Binga. Pemda terus melengkapi fasilitas publik yang masih di bawah kapasitas, seperti infrastruktur jalan, listrik, air dan telekomunikasi. "Kami juga sedang mgusulkan kepada Menpar untuk membangun KEK Pariwisata lagi di Bangka. Kami sudah menyiapkan lahan 1.337 hektar lebih di sana," ujar Rustam Effendy.

Gubernur sudah mempresentasikan potensi Banga yang akan diusulkan sebagai KEK Pariwisata itu. Baginya, pertambangan timah sudah berakhir dan cenderung merusak lingkungan. Dia selalu perpegang pada prinsip Menpar soal sustainable tourism development. Yakni harus memperhitungkan budaya, lingkungan dan economic value.

Kehadiran Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Belitung memberi angin segar buat akses dan konektivitas. Komitmen Kemenhub untuk menaikkan status bandara menjadi international airport di Desember 2016 itu patut diacungi jempol. "Kalau menunggu perpanjangan runway dan membangun terminal berkapasitas 20 ribu baru berakhir 2018, terlalu lama. Secara paralel kita lakukan percepatan saja! Liburan akhir tahun ini biar bisa mengejar dan beroperasi," kata Budi.