REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengunjung dibuat kagum ketika menyaksikan Malang Flower Carnival (MFC), Ahad (4/9). Mereka pun tak bergeming sekalipun diguyuran hujan deras, karnaval tetap heboh. Dinginnya air hujan di Kota Malang tidak membuat masyarakat bubar.
Ribuan warga tumplek bleg datang ke area stage untuk menyaksikan langsung pawai budaya yang dikemas dengan memadukan bunga sebagai ciri khas kota. Semuanya kompak memadati Jalan Simpang Balapan hingga Jalan Ijen. “Kalau tidak ada sesuatu yang ditunggu, atraksi yang menarik dari karnaval itu, tidak aka nada orang yang mau berhujan-hujan menonton. Salut masyarakat Malang,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Para peserta karnaval pun tak kalah semangatnya. Di tengah guyuran hujan deras, mereka tetap berjalan memamerkan busana spektakuler bak karnaval kostum di Rio de Janeiro. Dari kostum-kostum emas lengkap dengan sayap-sayap megar. Desain sayap yang tingginya menjulang hingga empat meter, tema hortikultura, gaya futuritisk, kostum-kostum eksotis nan megah bertema Bali, hingga parade best national costume yang pernah menyambar gelar juara di Moskow dan Berlin, semuanya ada.
Tidak hanya kreasi busana yang menonjol. Costume play (cosplay) juga ikut menghibur. Beragam karakter tokoh animasi hadir meramaikan even yang mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata itu. Ada 30 cosplayer yang mewarnai MFC 2016. ”Acaranya heboh banget. Seru abis. Dari parade kostum sampai parade cosplay beragam karakter selalu dielu elukan masyarakat. Saya benar-benar tidak menduga seheboh itu karena saat acara berlangsung Malang sedang diguyur hujan,” kata Presiden MFC 2016 Agus Sunandar.
Kemeriahan pembukaan MFC itu makin bertambah semarak dengan suguhan tari Beksan. Ditambah lagi, ada suguhan disc jockey (DJ) yang membawakan musik-musik bertema etnik Jawa. Acaran pun makin semarak. Semangat penonton makin ‘terbakar.’
Kehebohan acara itu ikut diamini Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata. Maklum, selain warga Malang, ada juga wisatawan mancanegara yang terlihat asyik menonton MFC 2016. ”Perhelatan karnaval selama ini telah menjadi magnet kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Dan MFC adalah salah satu pembuktiannya. Banyak turis asing yang datang menyaksikan karnaval kostum bunga di Malang,” ungkap Esthy.
Lantaran punya magnet tinggi, Kementerian Pariwisata berencana menetapkan standard pelaksanaan karnaval di setiap daerah di Indonesia. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk meningkatkan kualitas karnaval. “Nanti pemerintah akan membuat standard di bidang karnaval,” tambahnya.
Untuk menerapkan standard itu, Kementerian Pariwisata akan bekerja sama dengan Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI). Nantinya, semua acara karnaval akan dirancang berstandard nasional, bahkan internasional. Sejauh ini, Esthy menyebut sudah banyak daerah-daerah di Indonesia yang mengagendakan agenda karnaval tahunan. Dari mulai Sumatera, Kepulauan Riau, Lombok dan sejumlah daerah di Jawa Timur, semuanya punya agenda karnaval unggulan. Namun, kemasan evennya masih belum terstandard. Bahkan ada sebagian daerah yang belum bisa membedakan antara even kebudayaan dan karnaval.
"Setelah ada standardisasi, setiap daerah akan punya khas masing-masing. Standarnya akan disesuaikan dengan karakter daerah, jadi nanti tidak akan sama. Waktunya juga tidak boleh bersamaan," katanya.