Senin , 12 Sep 2016, 12:04 WIB

Menpar Usulkan Core Bisnis Pariwisata

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/ Tahta Aidilla
Arief Yahya
Arief Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan masukan kepada Presiden Joko Widodo, terkait core business pemerintah Indonesia. Dia melayangkan usulan tertulis kepada Presiden Joko Widodo bahwa pariwisata berpotensi menjadi core bisnis Indonesia.

Alasannya, kata Arief, kata kunci pariwisata adalah penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja yang paling mudah, murah dan cepat. Karena itu menuntaskan semua bottlenecking di Kemenpar itu sangat bermakna ekonomis buat masyarakat. “Pertama soal PDB, pariwisata menyumbangkan 10 persen PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Jarang lho, kita punya angka terbaik di regional kan? Di sini kita dapat!” kata Arief Yahya.

Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan trend naik sampai 6,9 persen, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. Dari sini, kata dia, bisa diperkirakan bahwa pertanian, manufaktur, tidak akan bisa bersaing di era digital. Pariwisata justru sebaliknya, kinerjanya terus menanjak dan optimism itu kian terbentuk.

Ketiga, devisa pariwisata 1 juta dolar AS, menghasilkan PDB 1,7 juta dolar AS atau 170 persen. Itu terbilang tertinggi dibanding industri lainnya. “Jadi kalau selama ini orang mengkategorikan industri itu menjadi migas dan non migas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata,” kata Arief.

Bagaimana dengan devisa? Menurut pria asli Banyuwangi ini, saat ini Pariwisata masih menempati posisi ke-4 penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3 persen dibandingkan industri lainnya. Tapi, pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata itu tertinggi, yaitu 13%. Sedangkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. “Ini penting: Biaya marketing yang diperlukan hanya 2 persen dari proyeksi devisa yang dihasilkan,” katanya..

Soal tenaga kerja yang paling rumit dihadapi oleh negeri ini, Pariwisata itu penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun. “Itu pertumbuhan yang sangat signifikan,” ujarnya.

Pariwisata itu, lanjut dia, disebut pencipta lapangan kerja termurah, karena bisa membuat kesempatan kerja hanya dengan 5.000 dolar AS/satu pekerjaaan. “Atas dasar potret perekonomian kita seperti itu, maka pariwisata memang sektor yang paling seksi untuk dijadikan core business ini. Saat ini ada lima yang menjadi prioritas nasional, yakni infrastruktur, pangan, energi, maritim, dan ariwisata,” kata dia.