REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO – Para jurnalis, media blogger, dan diving tour operator yang mengikuti Diving Fam Trip-Thailand Operator And Media di Labuan Bajo, Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) benar-benar terkesima dengan Labuan Bajo. Ya bawah lautnya, ya pantai pasir pink-nya, ya dari puncak bukit di Gili Lawa, yang bisa memandang lanskap pulau-pulau di kelilingi lautan jernih biru dan langit yang jernih menawan.
Mengeksplorasi semuanya destinasi wisatanya, benar-benar tidak membosankan. Kesannya masih sangat alami, asli, tidak banyak polesan, indah dan mempesona wisatawan. Satu tempat yang direkomendasi oleh para traveler adalah Gili Lawa, salah satu tempat favorit untuk melihat panorama yang kemarin dikunjungi peserta program Diving Fam Trip-Thailand Operator And Media.
Dari Gili Lawa itu, wisatawan dapat melihat pulau-pulau kecil di sekitarnya. Seperti Pulau Komodo, Sebayur, dan lainnya. Itu tentu setelah trekking ke bukit-bukit berbatu minim hujan, sehingga vegetasinya juga jenis-jenis tanaman yang tahan tidak kena supplay air.
Wisata baharinya juga luar biasa. Arusnya kencang dengan ikan-ikan besar. Foto bawah lautnya mengagumkan di hampir semua spotnya. Pagi-pagi sekitar pukul 08.00 WITA rombongan berangkat dari dermaga Labuan Bajo menuju Gili Lawa. Posisinya berada di sebelah utara Pulau Komodo. Setelah perjalanan kurang lebih satu jam menggunakan speed boad rombongan tiba di Gili Lawa.
Tidak menunggu lama, setelah melakukan persiapan, 7 peserta Diving Fam Trip yang dipandu Oktafiano dari Indonesia Diving Industry Association satu per satu turun langsung melakukan penyelaman di Castle Rock. “Jadi, kelasnya memang sudah level dunia! Labuan Bajo tidak perlu diragukan untuk atraksi bawah laut dan Komodo-nya. CNN Internasional juga menempatkan Labuan Bajo sebagai runner up snorkeling site terbaik di dunia, setelah Raja Ampat, dan satu level di atas Kepulauan Galapagos, Amerika Selatan sana,” kata Arief Yahya.
Program Famtrip di bawah Asdep Pengembangan Pemasaran ASEAN, Rizki Handayani itu memilih Komodo Labuan Bajo sudah tepat. Penerbangan ke Bandara Komodo itu sudah 20 penerbangan per Minggu. Dan akan semakin banyak yang menuju ke sana. Infrastruktur juga terus diperbaiki. “Mudah-mudahan dengan berbagai perbincangan di PATA Travel Mart maupun di Fam Trip Media dan Dive Operator Thailand akan semakin kuat memberi influence wisman,” kata Rizki.
Selama kurang lebih 60 menit peserta menikmati surga bawah laut Castle Rock. Rombongan diving sangat beruntung sekali, karena pada saat melakukan penyelaman airnya kencang sekali. "Luar biasa sekali dan sangat indah. Airnya kencang sehingga banyak ikan besar yang datang saat kita menyelam," ujar Oktafiano, salah seorang pesera dengan senyum bahagianya.
Menurutnya, ikan-ikan yang berhasil ditemui antara lain ikan hiu, napoleon, ikan schooling. "Atraksinya ya kalau arusnya besar seperti ini. Teman-teman dari Thailand sangat terkesan sekali. Apalagi airnya juga sangat jernih," kata dia.
Peserta Diving Fam Trip dari Thailand benar terpesona dengan surga bawah laut di Labuan Bajo. Sehingga setelah melakukan diving di Castle Rock, mereka hanya istirahan sekitar satu jam. Setelah itu mereka kembali melakukan diving di Crystal Rock dan Shotgun. Diving akhirnya selesai sekitar pukul 17.00 WITA.
Kalau kita melakukan wisata ke Gili Lawa, sebenarnya kita tidak hanya bisa menikmati wisata air saja. Kalau kita mau mendaki bukit di Gili Lawa, dipastikan akan bisa menikmati pemandangan yang luar biasa. Beberapa pulau yang ada dikawasan Taman Nasional Komodo (TNK) seperti Pulau Komodo dan lainnya akan terlihat dengan jelas.
Jaraknya sebenarnya tidak terlalu jauh. Tapi karena medan terjal, paling tidak dibutuhkan 35 menit untuk sampai puncak bukit. Kalau kita mau datang lebih pagi, maka akan bisa menikmati momen matahari terbit. Kalau sore juga akan bisa menikmati indahnya momen matahari tenggelam.