REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Peserta Fam Trip Minat Khusus Diving Pasar Singapura dan Malaysia yang akan diboyong Kementerian Pariwisata RI ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpukau sebelum sampai di pusat Komodo itu. Mereka mampir ke Jimbaran, Bali, Ahad (18/9) dan menyaksikan indahnya panorama menjelang matahari terbenam di ufuk barat. Jamuan kuliner khas Nusantara pun enggan disentuh, selama prosesi sunset itu.
Ikan bakar, cah kangkung, sambal khas saat dinner di salah satu resto beralas pasir pantai Jimbaran itu serasa hampa. Baru, mereka menemukan sensasi rasanya, setelah sunset selesai. Sambil saling memperkenalkan diri, mereka sangat antusias melihat keindahan yang sulit mereka dapat di negerinya.
“Dari 20 orang, hanya dua dari Singapura yang sudah pernah ke Labuan Bajo,” kata Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Perjalanan Wisata, Pengenalan Umum, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kementrian Pariwisata RI, Andriyatna Rubenta.
Mereka semua sudah pernah mendengar cerita Labuan Bajo. Satu diantara 10 top destinasi prioritas yang ditetapkan Kemenpar. Mereka tahu dari media, baik online maupun konvensional. Wajar jika mereka tidak sabar untuk segera menginjakkan kaki di destinasi yang Menteri Pariwisata Arief Yahya disebut 10 Bali Baru itu.
Mereka masih penasaran dengan akses menuju Flores itu. Transportasi ke sana saat ini tidaklah sulit. Dari Kuala Lumpur maupun Singapura bisa langsung ke Bali atau Lombok, dan dilanjut terbang ke Labuan Bajo. “Dari Bali bisa langsung ke Labuan Bajo. Jadi, baik dari Singapura dan Malaysia, sama seperti dari Jakarta. Sangat mudah,” kata dia.
Salah satu peserta dari Malaysia, Nor Bani bin Abdul Rahman, Direktur Coral Dive Recreation, beralamat di Nomor 35 Jalan Lep 6/25 Taman Lestari Putra 43300 Seri Kembangan Selangor Malaysia mengaku sudah lama mengetahui kalau di Indonesia memiliki tempat wisata yang indah yaitu Labuan Bajo. Dia tahu dari media, tapi baru kali ini kesampaikan ke Labuan Bajo dan mendapat bonus makan malam di Jimbaran Bali, yang terkenal di dunia.
“Saya sudah tidak sabar untuk melihat langsung keindahan alam bawah laut Labuan Bajo. Seperti mimpi yang segera menjadi kenyataan,” katanya.
Country Manager Vito (Visit Indonesia Tourism Officer) Singapura, Sulaiman Shedek mengatakan, Indonesia memiliki banyak tempat wisata alam yang sangat indah, salah satunya adalah Labuan Bajo NTT. Tempat wisata ini juga sudah dikenal penduduk Singapura, namun belum banyak yang sudah datang melihat dan merasakan secara langsung keindahannya.
“Sebagai salah satu upaya mempromosikan wisata Labuan Bajo, program ini sangat tepat. Baik Malaysia dan Singapura jaraknya sangat dekat Indonesia. Apalagi, sudah banyak penerbangan dari Malaysia dan Singapura yang langsung ke banyak kota di Indonsia. Jadi tidak ada kendala transportasi ketika hendak ke Labuan Bajo,” katanya.
Penduduk Singapura, kata Sulaiman, membutuhkan tempat wisata alam seperti Labuan Bajo. Singapura miskin tempat wisata alam. Labuan Bajo berpeluang menjadi tempat tujuan utama bagi warga Singapura yang suka berselam. “Selama ini, kebanyakan penduduk Singapura kalau ingin berselam di laut maka pergi Malaysia. Karena memang dekat,” katanya.
Asdep Pengembangan Pemasaran ASEAN Rizki Handayani yang mendampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara, I Gde Pitana menyebut Singapore dan Malaysia adalah dua pasar utama pariwisata Indonesia. Singapore nomor satu, disusul Malaysia runner up. “Famtrip ini akan menambah experiences mereka terhadap wisata bahari Indonesia. Bali mereka sudah biasa, tapi Labuan Bajo, mereka bisa menjadikan destinasi baru,” kata Rizki.
Menurut Rizki, penduduk tetap Singapura saat ini sekitar 3,8 juta. Sedangkan penduduk asing yang menetap di Singapura mencapai 1,5 juta. Tentu ini menadi potensi pasar yang luar biasa. Setelah menginap semalam di Hotel Mercure Harvestland Bali, Senin pagi (19/9) rombongan akan bertolak ke Labuan Bajo NTT.