REPUBLIKA.CO.ID, NIAS -- Generator pembangkit pariwisata semakin besar dan kencang. Kali ini giliran Menko Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut B Panjaitan dan Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly hadir Pembukaan Pesta Ya’ahowu Ono Niha, Lapangan Orurusa Telukdalam, Nias Selatan, Sabtu (17/9). Mengenakan pakaian adat Nias, dua pejabat negara itu membuka pesta rakyat yang merupakan kalender kegiatan pariwisata tersebut.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Nias bakal semakin diperhitungkan dalam peta pariwisata dunia. Nias merupakan surganya penggemar surfing dunia. Ada The Point dan Indicator, dua spot surfing yang konon terbaik di dunia, dan sepanjang tahun gulungan ombaknya menantang adrenalin para surfer dunia. Dari situlah positioning Nias dengan cepat bisa dibangun brandingnya.
Dulu, asal muasal Bali menjadi pulau pariwisata itu juga dari surfing. Orang-orang Australia menemukan Pantai Kuta, Bali dan berselancar di sana. Dari mulut ke mulut, lokasi selancar yang baik di Kuta itu semakin terkenal di Negeri Kanguru itu. “Sekarang Kuta sudah menjadi ikon Bali. Dan, arena surfing di Nias, jauh lebih hebat, lebih ekstrem, dan lebih besar. Di Australia, pamor Nias juga sudah dikenal. Tinggal mempromosikan lebih baik dengan target market surfer Australia," kata Arief Yahya.
Sesuai Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional mulai tahun 2010-2025, telah ditetapkan 85 Kawasan Strategis Pengembangan Pariwisata Nasional (KSPN), salah satu diantaranya adalah Kepulauan Nias.
Pesta Ya'ahowu sebenarnya sudah ada sejak 1980-an. Namun, dalam perjalanan waktu, beberapa tahun terakhir macet, karena kurang memperoleh perhatian. Baru kali ini, 2016, pesta rakyat yang penuh hiburan itu kembali dibangkitkan seiring dengan agenda 'Launching Nias Pulau Impian' yang penetapannya sudah dilakukan di 2-3 Juni 2016 di Kantor Kementerian Pariwisata RI di Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Ketua Umum Himpunan Masyarakat Nias (HIMNI) Marinus Gea, menjelaskan makna salam Ya'ahowu Ono Niha itu sesungguhnya adalah berkat atau berkah. “Artinya, kalau kita saling memberkati, maka Pulau Nias akan terberkati pula,” ucap Marinus.
Marinus Gea juga menandaskan, ucapan 'Ya'ahowu' adalah bagian dari kegiatan Pariwisata Kepulauan Nias. Antusias masyarakat pada perhelatan akbar ini luar biasa. Lebih dari 10 ribu ribu orang hadir di sana. “Tentu ini bisa diartikan sebagai awal kebangkitan pariwisata Kepulauan Nias,” kata Marinus.
Menko Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan pun tampak bersemangat berada di Pulau Nias itu. Dia meyakinkan bahwa DNA Pulau Nias itu adalah Pariwisata. Tidak banyak pilihan, kecuali untuk menikmati wisata bahari dan wisata kebudayaan, di sana. “Sektor pariwisata akan menjadi sumber penerimaan negara terbesar, karena menghadirkan devisa yang terus bertumbuh. Sedangkan komoditas lain, seperti Migas, batubara dan minyak kelapa sawit terus menurun,” kata Luhut.
Apa yang menjadi critical success factor Nias? Agar jika itu disentuh, maka pertumbuhannya berlipat-lipat? Luhut akan melihat kebutuhan infrastruktur Pariwisata, seperti airport, listrik, jalan, air, telekomunikasi dan lain sebagainya. “Ini bukan lagi wacana. Tahapannya juga sudah mulai dikerjakan,” ujar dia.
Pemerintah pusat juga siap mendukung setiap kebijakan Pemda, terutama yang bertujuan untuk kepentingan masyarakat. Luhut membuka resmi Pesta Yaahowu Ono Niha itu, dengan pemukulan gong yang disaksikan Menkumham Laoly. Lalu dilanjutkan dengan rangkaian pertunjukkan sanggar budaya dari masing-masing Kab-Kota se Kepulauan Nias. Penampilan seni dan budaya oleh sanggar budaya dari Nias Barat itu cukup memukau dan mengesankan.
baca juga: Ketika Negara Hadir Berikan Hiburan di Daerah Perbatasan