REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI
Cara menjadi pemenang yang terbaik, tercepat dan paling cerdas untuk memenangkan sebuah peperangan adalah benchmark. Begitu pula di bidang pariwisata. Menempatkan rival atau pesaing sebagai tolak ukur. Apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh lawan? Bandingkan dengan yang kita lakukan? Lalu dengan cara apa bisa mengalahkan rival di regional yang sama? Bagaimana mengejar ketertinggalan? Jawabannya adalah Go Digital di semua lini, baik dari sisi originasi, destinasi maupun timeline-nya.
Dalam Rakornas Kemenpar ke-3 bulan lalu, kita telah meresmikan beroperasinya War Room. War Room tersebut saya beri code name M-17 yang menjadi pengingat bagi kita semua untuk menaklukkan “Musuh” terdekat kita di tahun 2017.
Saya menggunakan idiom perang karena terinspirasi oleh strategi perang yang diajarkan oleh sang ahli stretegi perang Sun Tzu. Pada prinsipnya strategi bisnis tak ubahnya strategi perang, terdapat kemiripan di antara keduanya. Di samping itu dengan menganggapnya sebagai sebuah peperangan saya berharap akan muncul sense of urgency, drive, dan motivasi yang membakar semangat kita dalam mewujudkan visi 2019.
Secara harafiah War Room adalah pusat pengendali peperangan dimana para strategists Kemenpar berkumpul untuk meramu strategi bersaing. War Room harus mampu menjalankan fungsi intelijen di Kemenpar. Mengambil tempat di lantai 16 Gedung Sapta Pesona, kita telah memiliki sebuah ruang khusus yang akan menjadi pusat kendali peperangan kita di pasar.
Di situ terdapat layar-layar digital yang menampilkan informasi real time mengenai kondisi pasar, perilaku konsumen, dinamika pesaing, kalender event yang kita punya, dan lain-lain. Berdasarkan data-data tersebut kita mengatur strategi dan menghasilkan keputusan-keputusan yang cepat dan presisi.
Strategi utama yang kita pakai dalam mengoperasikan War Room saya adaptasi dari Sun Tzu yang mencakup tiga hal. Pertama, kenali dunia, kenali dirimu, maka kamu akan memenangkan peperangan. Kedua, kenali musuhmu, kenali dirimu, maka kamu akan memenangkan peperangan. Ketiga, kenali pelangganmu, kenali dirimu, maka kamu akan memenangkan peperangan. Kenali Dunia, Kenali Musuhmu, dan Kenali Pelangganmu.
Mari kita lihat satu-satu. Pertama, kenali dunia, kenali dirimu, maka kamu akan memenangkan peperangan artinya kita harus memahami standar yang kita pakai dalam bersaing yaitu standar global. Itu artinya kita harus melakukan benchmarking untuk mencapai global best practices.
Ini merupakan konsekuensi ketika kita ingin menjadi global player. Kalau mau menjadi global player, maka kita harus menggunakan global standard. Jadi kita harus outward looking dengan selalu melihat ke dunia. Tidak boleh inward looking, seperti katak dalam tempurung merasa hebat di dalam negeri, tapi nggak tahunya tidak ada apa-apanya di luar negeri. Kita tak boleh menilai diri kita menurut ukuran kita sendiri.