Selasa 18 Oct 2016 12:17 WIB

Jateng Siapkan Polisi Pariwisata di Kota Lama Semarang

Gereja Blenduk (sekarang Gereja GPIB Immanuel) yang arsitekturnya bergaya Phantheon dengan bangunan khas Portugis merupakanu landmark Kota Lama Semarang.
Foto: Republika/bowo priadi
Gereja Blenduk (sekarang Gereja GPIB Immanuel) yang arsitekturnya bergaya Phantheon dengan bangunan khas Portugis merupakanu landmark Kota Lama Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ada angin segar bagi wisatawan mancanegara. Kepolisian Republik Indonesia rupanya semakin 'sadar pariwisata'. Ditandai dengan langkah Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono yang bakal mendukung penuh, pengembangan kawasan Kota Lama Semarang. Dia rupanya sudah menginstruksikan Kapolrestabes Semarang untuk menyiapkan personel polisi pariwisata.

"Sejumlah titik di kawasan Kota Lama Semarang akan berbenah. Kami mendukung dengan semua kekuatan yang kami miliki, dan terus berkoordinasi dengan semua yang terkait. Saya minta Kapolrestabes menyiapkan polisi dengan kemampuan berbahasa Inggris, harus menebar senyum dan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap wisatawan," katanya.

Ini akan mengubah performance polisi di Kota Lumpia itu, lebih ramah, lebih friendly, lebih asyik, lebih welcome terhadap wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Dia menuturkan polisi wisata itu akan disesuaikan dengan kearifan lokal. Dan itu, akan diterapkan di berbagai daerah. Condro mencontohkan kawasan dataran tinggi Dieng, polisi pariwisatanya menunggangi kuda.

"Misalnya naik kuda pakai topi koboi, jadi bisa menambah atraksi wisata di sana," katanya.

Soal Kota Lama Semarang, ini seirama dengan apa yang dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang mendorong hospitality dan keramahan masyarakat terhadap wisatawan. Di Eropa, heritage itu aset pariwisata yang mahal, dan selalu ditonjolkan sebagai atraksi yang berkelas. Kemenpar pun saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan Restorasi Kota Lama Semarang sesuai dengan PERDA No. 8/2003 tentang RTBL Kawasan Kota Lama.

PIC Pokja Borobudur Kementerian Pariwisata Larasati Sedyaningsih mengatakan tujuan pengembangan heritage itu adalah melindungi kekayaan historis dan budaya di kota lama, mengembangkan kawasan wisata sejarah, pemanfaatan ruang yang sesuai dengan tujuan konservasi dan revitalisasi kawasan historis budaya. ”Dan tentunya mengembangkan kesadaran dan peran serta pemerintah, swasta dan masyarakat. Pengembangan Kota Lama memiliki visi Menuju Kota Warisan Dunia 2020," ujar Larasati.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement