Sabtu , 08 Oct 2016, 09:00 WIB

Go Digital Dipromosikan di Garuda Travel Fair 2016

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/ Tahta Aidilla
 Pengunjung sedang membeli tiket saat pameran wisata Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2 phase di JCC Jakarta, Jumat (7\10).
Pengunjung sedang membeli tiket saat pameran wisata Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2 phase di JCC Jakarta, Jumat (7\10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka resmi Garuda Travel Fair 2016, yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat (7/10). Ada gagasan baru yang disebut Sharing Economy. Ada pula ide Go Digital yang disosialisasikan dalam ajang ini.

"Sinergi BUMN, saat low season, selalu ada 25 persen yang tidak terpakai. Ini yang perlu sinergi 3A, Airlines, Accomodations, dan Attractions, dibuat paket bersama sehingga harganya kompetitif. Dari pada nol persen, kan lebih baik 60 persen dari 25 persen yang tidak terpakai tersebut," kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI saat membuka Travel Fair itu.

Struktur harganya bisa More for Less. Dapatnya banyak, biayanya murah. Misalnya harga tiket pesawat Rp 1 juta, lalu hotelnya Rp 1 juta juga. Ambil harga terendah keduanya, sehingga paket airlines dan hotelnya menjadi Rp 1,3 - 1,5 juta. Masih di atas harga pasar jika dijual sendiri-sendiri, sehingga travel agent yang menjual independent tidak merasa dirusak harganya oleh suppliers.

"Itu kombinasi yang cantik, dan memenuhi prinsip More for Less, Customers get more, pay less," kata dia.

Kedua, ide yang ditunggu-tunggu audience adalah Go Digital. "Gunakan ITX - Indonesia Travel X-Change sebagai digital market place. Buat semacam travel fair secara online, agar bukan hanya orang Indonesia di 16 kota yang ikut menikmati promosi Harga Tiket Garuda, tetapi juga orang luar negeri yang hendak inbound ke tanah air dan membuat benefit Pariwisata semakin tinggi. Bukan hanya Wisnus, tapi juga menyentuh Wisman," kata Arief Yahya.

Go Digital itu adalah spirit baru Kemenpar yang dipimpin Arief Yahya dalam mempersiapkan diri bersaing di level global. Dengan digital, paket itu bisa dibuat berdasarkan season, bisa dipelajari kapan low season itu terjadi. "Kalau peak season, itu serahkan ke pasar karena demand tinggi. Kalau low season, buat sharing economy, untuk menambah load factor dan okupansi. Ingat The more digital, the more global," kata dia.

Menpar juga mengucapkan terima kasih pada Garuda yang berencana membuka penerbangan reguler Mumbai-Jakarta, 19 Desember 2016, Chengdu-Jakarta Jan 2017. Termasuk membuka Direct Flight Jakarta-Labuan Bajo Komodo bulan Oktober 2016 ini, dengan pesawat Bombardier," ungkap Arief Yahya.

Dirut Garuda Indonesia Arif Wibowo mengucapkan terima kasih atas ide-ide Menpar Arief yang sudah sampai ke level kebijakan. Garuda juga konsisten untuk terus bekerjasama  atau joint promotions dengan Wonderful Indonesia. "Dari 10 Top Destinasi, kami sudah terbang ke-8 lokasi, tinggal 2 saja karena belum ada pesawat ke sana, yakni Tanjung Lesung dan Morotai," kata Arif Wibowo.

Garuda sudah terbang di Silangit Danau Toba, Belitung Babel, Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) untuk Borobudur, Surabaya-Malang-Banyuwangi untuk Bromo Tengger Semeru, Lombok Praya untuk Mandalika, Komodo untuk Labuan Bajo, Matahora untuk Wakatobi. Di travel fair 2016 ini, stage-nya sudah sangat pariwisata, dengan menampilkan desain destinasi seperti Bali, Lombok, Banyuwangi, Labuan Bajo, Raja Ampat, dan Wakatobi.

"Kami sudah 3 tahun berturut-turut menjadi The Best Cabin Crew Skytrack," kata Arief Wibowo yang mempopulerkan hastag #GATF2016 untuk bursa travel fair di 18 kota itu.

Arif menjelaskan, pihaknya sudah melakukan Digital Experience, kemudahan berteknologi, Mobile Apps. Di VIP lounge, juga sudah disediakan kopi Aceh, kopi Papua, kopi Banyuwangi, Kopi Padang, dan Kopi Toraja. "Kami juga mengajak video bloger untuk mengeksplorasi destinasi wisata Indonesia. Kami berikan gratis bagi mereka untuk promosikan Indonesia," kata dia.