REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkatkan kunjungan wisatawan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama dengan PT Angkasa Pura I, Angkasa Pura II dan AirNav Indonesia menandatangani MOU. Selain itu, tujuan lain dari kesepakatan tersebut guna mendorong pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).
"Kunjungan wisatawan bergantung pada penerbangan," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya Kamis (3/11). Selain itu ditambahkan oleh dia, melalui MOU ini sebagai upaya mendorong AP I, AP II, AirNav Indonesia serta airlines untuk meningkatkan kontribusinya dalam pencapaian target kunjungan 20 juta wisman dan 275 wisnus di 2019 mendatang.
Ketersediaan kapasitas kursi penerbangan internasional sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada tahun ini. "Karena 75 persen kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara."
Sementara itu diakui oleh Menpar, untuk memenuhi kebutuhan 20 juta wisman dan 275 wisnus di tahun 2019 harus tersedia 30 juta kursi pesawat. "Itu artinya perlu tambahan 10,5 juta kursi dalam tiga tahun ke depan. Dimana untuk bisa memenuhi target kunjungan 15 juta wisatawan di tahun 2017, dibutuhkan minimal empat juta tambahan kursi baru," papar Menpar Arief.
Menpar Arief juga menjelaskan bahwa untuk memperoleh tambahan kursi penerbangan internasional tersebut, perlu dilakukan upaya bersama 3A (Airlines, Airports, and Air Navigation Authorities) antara lain berupa kecukupan slot di bandara, kecukupan air service agreement, ketersediaan air traffic right, serta menambah direct flight melalui pembukaan rute baru, extra flight baru dari pasar wisman potensial.
Menpar Arief juga menegaskan, bahwa untuk memenuhi kebutuhan tambahan kursi dalam waktu dekat di 2107 masih mengandalkan Bandara Ngurah Rai, Bali dan Soekarno Hatta, Cengkareng. Untuk jangka waktu 1-2 tahun ke depan, perlu segera dilakukan upaya pembangunan perluasan bandara.