Kamis , 17 Sep 2015, 20:58 WIB

Kapan Angka Kemiskinan Petani Bisa Berkurang?

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani
Petani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut tiga faktor penyebab jumlah petani miskin bertambah signifikan sepanjang periode September 2014-Maret 2015. Faktor-faktor tersebut di antaranya terjadi kenaikan harga produksi beras hingga 14 persen dari tahun lalu, tidak ada impor beras dan tidak ada lagi subsidi bahan bakar minyak.

Petani miskin bertambah meskipun pemerintah memberikan gelontoran bantuan dari dana APBN Kementan di 2015 sebesar Rp 15.8 triliun. Menurut Mentan, bantuan baru akan terasa manfaatnya di tahun berikutnya.

"Iya (ada penambahan jumlah petani miskin), tapi di-iya-kan juga kita ada capaian penambahan produksi," kata Mentan pada Kamis (17/9).

Sejumlah program pemerintah untuk petani, lanjut dia, sudah terasa saat ini tapi tidak instan. "Target pasti tahun depan jumlah petani miskin menurun, kita berupaya semaksimal mungkin," tuturnya.

Ditanya upaya jangka pendek membantu kesejahteraan petani, Mentan menyebut tengah memaksimalkan bantuan padat karya, pembangunan embung dan long storage serta memberikan bantuan benih dan pupuk. Ia yakin upaya tersebut bisa langsung dirasakan manfaatnya bagi petani.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis soal kenaikan tingkat kemiskinan. Selama periode September 2014–Maret 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,29 juta orang. Sementara di daerah pedesaan kemiskinan naik sebanyak 0,57 juta orang. Kenaikan tersebut dari jumlah 17,37 juta orang pada September 2014 menjadi 17,94 juta orang pada Maret 2015).

Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar yakni sebanyak 73 persen dibandingkan peranan komoditi bukan makanan semisal perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Komoditas makanan tersebut utamanya beras dan rokok kretek filter.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan