REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghadapi musim tanam 2016, Kementerian Pertanian (Kementan) menugaskan daerah menyediakan lahan sawah baru seluas 855 ribu hektare. Di mana, per hektarenya ada kenaikan produktivitas sebanyak 3,5 ton gabah kering giling (GKG).
"Bagi daerah yang sudah siap, kita kasih dana per hektare nya Rp 3,5 juta per petani," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring pada Kamis (17/9). Daerah, lanjut dia, tidak lagi menjadikan lahan yang sudah eksisting sebagai acuan capaian produksi pangan. Produksi harus dilakukan di lahan baru agar hasilnya kentara. Ia menegaskan, semua kegiatan yang didanai APBN harus berdampak ke peningkatan produksi.
Tambah tanam 855 ribu hektare tersebut misalnya disumbang dari Jawa Barat atas digenanginya Waduk Jatigede. Di sana akan ada prediksi tambah tanam hingga 100 ribu hektare. Tambah tanam juga disumbang dari areal sawah lahan irigasi yang sudah diperbaiki pemerintah.
Mempersiapkan Musim Tanam Oktober 2015-Maret 2016, Kementan akan turun ke daerah memantau kawasan mana saja yang sudah siap tanam. Nantinya, dana Rp 3,5 juta tersebut diberikan ke daerah untuk belanja barang berupa benih dan pupuk. "Memang ini bukan tugas mudah bagi daerah, karena sepenuhnya kewenangan mereka," ujar Hasil.
Pengelolaan di daerah termasuk teknologi apa yang akan mereka gunakan utk bisa mencapai target tersebut. Karenanya, koordinasi sejak dini terus dilakukan. Termasuk koordinasi dengan para penangkar benih di daerah yang akan menyediakan benih unggul untuk ditanam petani.