REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah hingga saat ini belum memutuskan untuk impor beras. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan impor beras belum diperlukan. Mentan mengklaim di atas kertas, produksi beras masih akan bertambah dengan panen sebanyak 15 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 9 juta ton beras di 6 provinsi penghasil utama beras. Keenam daerah tersebut yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Medan (Sumatera Utara), Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan masih ada panen.
“Enam daerah tersebut diperkirakan panen sampai Desember yang akan menghasilkan 15 juta ton (GKG)," kata Amran usai panen raya di Desa Cikarang, Karawang, Ahad (27/9).
Mentan mengakui, pihaknya berupaya keras dan berhasil meningkatkan produksi beras secara signifikan. Hingga usia pemerintahan yang satu tahun ini, kebutuhan beras nasional masih terpenuhi tanpa adanya impor. Padahal, serangan El Nino sekarang lebih dahsyat dibanding tahun 1998 dulu dan jumlah penduduk saat ini lebih banyak dibanding tahun 1998.
"El nino tahun 1998 kita impor 7,71 juta ton, penduduknya jauh lebih sedikit dibanding sekarang. Tapi sampai hari ini belum ada impor, itu upaya keras Kementan atas arahan Bapak Presiden, menunjukkan hasil yang signifikan. Bahkan el nino sekarang lebih kuat dari 1998," jelasnya.
Panen raya di Karawang ini turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Rektor Institur Pertanian Bogor (IPB) Hery Suhardiyanto, Menteri Sekretari Negara, Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki, Menteri Desa dan Daerah Tertinggal, Marwan Jafar, Wakil Gubernur Jawa Barat, Kasad TNI AD, Jend TNI Mulyono, Dedi Mizwar, Plt. Bupati Karawang, Cellina Nurachardiana, dan Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti.