Rabu , 14 Oct 2015, 15:00 WIB

Investasi Pedesaan Dinilai Mampu Tekan Angka Kemiskinan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Winda Destiana Putri
Pandega/Republika
Penurunan angka kemiskinan mengalami pelambatan
Penurunan angka kemiskinan mengalami pelambatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menilai Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi.

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi agar kasus kelaparan dan gizi buruk terus terkikis hingga mencapai ketahanan pangan.

"Investasi di wilayah pedalaman akan mampu mengurangi tingkat kelaparan, bahkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara," kata Perwakilan FAO di Indonesia Mark Smulders pekan ini. Hal tersebut merupakan bagian dari program proteksi sosial di samping juga memudahkan akses penyediaan keuangan untuk masyarakat desa.

Seperti diketahui, penduduk miskin Indonesia didominasi oleh masyarakat desa. Mereka tidak memiliki akses lahan yang cukup untuk hidup dari bertani, melaut atau berladang di hutan. Sementara ketika penduduk ingin mengembanhkan usahanya, mereka terkendala akses keuangan. Di sisi lain, banyak juga wilayah di pedalaman yang rentan bencana alam.

Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan tampak dalam amanat Undang-Undang Pangan no 18/2013. Di dalamnya menyebut, memperoleh makanan yang cukup adalah hak asasi menusia.

"Undang-Undang juga menyebut negara wajib memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman dan gizi yang seimbang untuk semua orang dengan harga terjangkau," kata dia.

Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya masih menghadapi tantangan dalam urusan pangan. Bukan hanya soal memproduksi pangan lebih banyak di tengah lahan yang semakin terbatas. Tantangan selanjutnya yakni memastikan semua orang mendapatkan akses yang mudah dalam memeroleh pangan yang cukup. Dalam upaya tersebut, ada ancaman perubahan iklim yang harus ditanggulangi.

Meski dinilai cukup baik meningkatkan ketersediaan pangan dan sumber energi, Indonesia masih lamban mengurangi jumlah penduduk kurang gizi. Khususnya kurang gizi bagi anak-anak dan bailta. Ia mencatat pada 2013 terdapat sekitar 37 persen balita Indonesia yang mengalami hambatan pertumbuhan karena kekurangan gizi.

"Tingkat kasus stunting alias anak pendek sangat mengkhawatirkan," tuturnya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan