REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Kementerian Pertanian telah menyalurkan bantuan 200 ekor kerbau lokal kepada kelompok ternak yang ada di Nusa Tenggara Barat untuk dikembangkan agar populasi ternak tersebut semakin banyak.
"Ratusan ekor kerbau itu sedang dalam proses penyaluran ke kelompok ternak yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Budi Septiani, di Mataram, Rabu.
Dia menjelaskan, bantuan kerbau lokal tersebut merupakan program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2015.
Kementan berencana memberikan bantuan 100 ekor kerbau dari Selandia Baru, tapi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB menolak adanya impor kerbau yang masuk ke daerahnya.
Budi menjelaskan, pihaknya menolak bantuan kerbau impor untuk mengantisipasi adanya penyakit bawaan dari kerbau impor tersebut, terlebih sapi dan kerbau NTB dinyatakan bebas dari penyakit dan lebih produktif.
"Karena kami menolak kerbau impor tersebut, akhirnya Kementan tidak jadi impor dan memberikan kami dana tunai untuk membeli langsung kerbau lokal," ujarnya.
Dia menyebutkan alokasi anggaran dari Kementan untuk pengadaan 100 ekor kerbau dari Selandia Baru senilai Rp 3,5 miliar dengan harga Rp 35 juta per ekornya.
Namun setelah diganti dengan kerbau lokal, dana miliaran rupiah tersebut bisa membeli sebanyak 200 ekor kerbau untuk disalurkan ke kelompok peternak di NTB.
"Jadi populasi kerbau bantuan yang kita dapat lebih banyak dibanding jika harus membeli kerbau impor," ucap Budi.
Dia menambahkan, bantuan kerbau dari Kementan tersebut disalurkan kepada kelompok peternak yang memiliki kemauan untuk memelihara kerbau.
Kelompok ternak tersebut terlebih dahulu diverifikasi oleh tim dari kabupaten/kota dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB.
"Bantuan sudah dalam proses penyaluran, tapi bukan ke perorangan tapi kelompok peternak yang benar-benar mau memelihara kerbau," katanya.