REPUBLIKA.CO.ID,GRESIK -- Panen raya Kampung Petroganik atau kampung binaan PT Petrokimia Gresik untuk penggunaan pupuk organik di Desa Kepuhkajang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, meningkat dibanding kampung sebelumnya di Kediri pada Maret 2015.
Direktur Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman di Gresik, Kamis, mengatakan peningkatan itu dikarenakan semakin berimbangnya pola pemupukan dengan komposisi 5:3:2 yakni 500 kg Petroganik, 300 kg NPK Phonska, dan 200 kg Urea.
Sehingga, estimasi panen pada lahan seluas 54 hektare milik Kelompok Tani Bekel Kepuhsari berkisar 10,5 ton per hektare gabah kering panen (GKP), atau meningkat dan lebih tinggi dari rata-rata panen sebelumnya di Kecamatan Perak, Kediri yang mencapai 6,5 ton per hektare.
"Kami harap kegiatan ini dapat dikembangkan oleh mitra produksi Petroganik dan distributor, dan tidak hanya di Kediri dan Jombang saja, tetapi juga di daerah lainnya," ucap Nyakman dalam keterangan persnya di Gresik.
Selain itu, Nyakman merekomendasikan kepada seluruh petani agar menggunakan pola pemupukan berimbang 5:3:2, sebab formulasi itu terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi, dan sudah dicontohkan di berbagai daerah.
Sebelumnya, keberadaan kampung Petroganik merupakan program edukasi, sosialisasi, serta promosi yang diinisiasi mitra produksi Petroganik dengan kerja sama distributor Petrokimia Gresik.
Program yang telah dimulai sejak tahun 2014 tersebut, kata Nyakman, bertujuan untuk membina petani padi, mulai dari pemilihan benih unggul, pola pemupukan, pengolahan lahan, hingga panen.
"Kami, Petrokimia Gresik terus mendorong kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh mitra produksi Petroganik yang bekerjasama dengan distributor," katanya.
Sebab, program ini sejalan dengan tujuan Kementerian Pertanian yang akan memaksimalkan penggunaan pupuk organik sebagai komposisi utama dalam mengembalikan tingkat kesuburan tanah.
Sementara itu, mitra produksi Petroganik Petrokimia Gresik dalam program ini di Jombang antara lain CV Daun Thakker Indonesia, CV Cahaya Baru, UD Phalosari Unggul Jaya, UD Bima Sakti, dan PT Mitra Prasetya Gemilang. Sedangkan distributor yang terlibat adalah UD Mujiarto, CV Kembar Jaya, dan Koperasi Mitra Tani.