Selasa , 10 Nov 2015, 08:11 WIB

Produksi Padi di NTB Naik 10,12 Persen

Red: Taufik Rachman
Panca/Republika
Panen padi
Panen padi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat memperkirakan produksi padi di wilayah itu pada musim tanam 2015 mencapai 2,33 juta ton atau meningkat 10,12 persen dibanding tahun sebelumnya karena bertambahnya luas panen.

"Berdasarkan hasil perhitungan angka ramalan II/2015, peningkatan ini disebabkan karena luas panen padi pada musim tanam tahun ini meningkat menjadi 456.395 hektare dan produktivitas juga diperkirakan meningkat hingga 4,65 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin di Mataram, Senin.

Sementara angka tetap produksi padi pada 2014, kata dia, sebanyak 2,11 juta ton gabah kering giling (GKG), turun 3,51 persen dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang mencapai 2,13 juta ton GKG.

Penurunan produksi disebabkan berkurangnya luas panen dari 438.057 hektare pada 2013 menjadi 433.712 hektare pada musim tanam 2014.

"Ada pengurangan luas panen padi sawah pada musim tanam 2014, seluas 11.236 hektare atau 2,93 persen, sedangkan luas panen padi ladang meningkat 6.891 hektare atau 12,48 persen," ujar Wahyudin.

Sementara produksi jagung, kata dia, menurut hasil penghitungan angka ramalan II/2015, diperkirakan naik menjadi 944.892 ton atau meningkat sebesar 20,24 persen dibandingkan musim tanam tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi disebabkan luas panen yang meningkat dari 126.277 hektare pada 2014, menjadi 142.331 hektare pada 2015. Demikian juga dengan produktivitas meningkat sebesar 6,93 persen.

Wahyudin mengatakan, produksi kedelai berdasarkan angka ramalan II/2015 diperkirakan naik menjadi 130.564 ton biji kering.

Naiknya perkiraan produksi salah satu komoditas palawija tersebut disebabkan bertambahnya luas panen dari 68.896 hektare menjadi 94.760 hektare atau naik sebesar 37,54 persen.

"Perkiraan meningkatnya produksi padi dan palawija pada musim tanam 2014, mungkin disebabkan intervensi pemerintah melalui program upaya khusus padi, jagung dan kedelai atau yang disebut Upsus Pajale," kata Wahyudin.

Upsus Pajale merupakan upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan pada 2017, sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor bahan pangan. Upaya tersebut didukung dengan dana hingga Rp16,9 triliun melalui APBN Perubahan 2015.

Dengan dana sebesar itu pemerintah memberikan sejumlah target penambahan produksi padi, jagung dan kedelai bagi setiap daerah.

Dana triliunan tersebut disalurkan ke petani dalam bentuk bantuan sosial untuk membeli benih unggul, pupuk, perbaikan irigasi dan pemberian alat mesin pertanian, sehingga petani mampu meningkatkan produktivitas dan memperluas areal tanamnya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan