REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengecek stok dan kondisi sapi siap potong di Instalasi Penampungan Hewan Karantina yang berlokasi di Pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (17/11).
Tujuannya memastikan kesiapan NTT sebagai daerah pemasok sapi untuk kebutuhan nasional dan khususnya untuk DKI Jakarta. Sapi-sapi rencananya akan diangkut dengan kapal ternak berukuran jumbo ke Jawa menggunakan kapal ternak berukuran jumbo pada 1 Desember 2015.
"Sapi dari NTT akan kita kawal agar lancar sampai ke Jakarta," kata Mentan sebagaimana disampaikan dalam rilis, Rabu (18/11). Ia bahkan berencana membentuk tim khusus dan menjamin proses administrasi maupun perizinan di karantina menjadi lebih mudah dan cepat serta tidak ada pungutan biaya kecuali biaya angkut kapal.
Dipaparkannya, proses administrasi dan perizinan di Karantina biasanya berlangsung hingga sepekan. Oleh karena itu, ia meminta agar ke depan proses adminiatrasi hanya makan waktu satu hingga dua hari saja. "Begitu sapi datang langsung selesai dua hari dan langsung masuk kapal,” tegas Mentan.
Selama ini, lanjut dia, sapi dari NTT yang masuk ke DKI Jakarta diangkut dengan menggunakan kapal barang, sehingga kondisi sapi dalam keadaan stres dan kurus. Ini menyebabkan bobot badan sapi turun 20-30 persen. Adanya kapal khusus angkut sapi berukuran jumbo pun menelurkan sejumlah solusi. Di antaranya dapat menekan penyusutan bobot badan sapi, menekan biaya dan memberi keuntungan untuk konsumen dan pemilik atau pengusaha sapi.
Pengecekan yang dilakukan Amran merupakan tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama pengadaan daging sapi antara Kementan dengan lima propinsi yakni Jawa Timur, NTB, NTT, Lampung dan Sulawesi Selatan. Mereka bersepakat memasok kebutuhan daging sapi di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya. Dalam kerja sama juga disepakati harga sapi Rp 30 ribu per bobot hidup.
Diuraikannya, harga sapi Rp 30 ribu per kg per bobot hidup, jika susut bobot badanya 20-30 persen, maka ada uang hilang sebanyak Rp 1,8 juta per ekor. Jadi dengan kapal ternak khusus, 20 persenya bisa dinikmati konsumen dan pemilik sapi. Adapun kebutuhan daging sapi di wilayah Jabodetabek yaitu 600 ribu ton per tahun. Khusus DKI Jakarta, kebutuhanya sebesar 185 ribu per tahun.
Kepala Dinas Peternakan Propinsi NTT Danny Suhadi mengatakan siap menyediakan sapi dan sarana pendukung lainnya untuk memasok daging sapi nasional. Sapi yang siap disediakan NTT untuk kebutuhan nasional yakni 57.536 ekor per tahun.
Namun, lanjut Danny, Total sapi di NTT yakni sebanyak 865.731 ekor yang merupakan sapi milik peternakan rakyat. Pelabuhan ternak di NTT ada lima titik yakni di Kupang, Wini Pantai Utara, Atapupu Timor, Sumba Waingapu dan Flores Reo di Flores Utara. "Sapi dari NTT yang sudah keluar secara keseluruhan 47.436 ekor," kata dia.
Sapi-sapi tersebut, kata dia, didistribusikan ke Kalimantan sebanyak 24 ribu ekor lebih, Jabodetabek 20.038 ekor dannSulawesi Selatan sekitar 1.700 ekor.