REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Kepala Pusat Distribusi Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Benny Rahman mengatakan, kementeriannya tahun ini mengembangkan 200 Toko Tani Indonesia untuk stabilisasi pasokan dan harga bahan pangan.
"Tahun ini sudah dikembangkan sebanyak 200 TTI (Toko Tani Indonesia) tersebar di seluruh Jawa. TTI ini dalam rangka stabilitasi pasokan dan harga," kata Benny Rahman di sela peresmian gudang cadangan pangan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pengembangan TTI yang sekitar 200 unit tersebut saat ini memang baru menjangkau wilayah Jawa sebagai proyek percontohan tahun 2015, sehingga rencananya kementerian pada 2016 akan menambah lagi jumlah TTI di Indonesia.
"Tahun 2016 akan dikembangkan lagi sekitar 5.000 TTI di seluruh Indonesia, sehingga diharapkan dengan adanya ribuan TTI itu tidak ada lagi operasi pasar," kata Benny.
Selain itu, menurut dia, adanya TTI tersebut jikapun pemerintah perlu melakukan operasi pasar beras Bulog bisa diminimalkan, karena program ini berfungsi sebagai stabilisasi pasokan dan harga pangan.
"Kalau sebelumnya kan setelah ada operasi pasar dari Bulog harga naik kembali, namun ini tidak demikian, sehingga ini (TTI) akan menjadi solusi permanen, bukan sesaat mana kala ada gejolak," kata Benny.
Menurut dia, pengembangan toko tani Indonesia ini untuk manajemen usahanya diarahkan pada strategi bisnis yang disinergikan dengan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) yang dibentuk di tiap gabungan kelompok tani (gapoktan) atau desa.
Ia mengatakan, sehingga LDPM yang ada di setiap desa dapat berperan sebagai pemasok bahan pangan ke TTI tersebut, kemudian ada dana penguatan kepada gapoktan atau LDMP, baik secara simultan maupun kemasan.
"Dengan demikian harga pangan di tingkat eceran akan lebih rendah dari harga pasar, itu harapannya. Dan ini (TTI) akan efektif mulai Januari 2016, dan untuk pendanaan sudah disediakan," katanya.