REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Presiden Joko Widodo menekankan agar sinergi dan kolaborasi semua industri pupuk terealisasi hingga ke tingkat terkecil. Bukan hanya di tingkat atas antar perusahaan pupuk skala besar, tapi juga hingga tata pendistribusiannya di tingkat petani. Tujuannya agar tercipta efisiensi dan efektivitas penyaluran pupuk demi tercapai ketahanan pangan.
"Saya titip PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh, tolong dihidupkan lagi, jangan sampai begitu, perusahaan tutup karena tidak punya gas," katanya dalam acara peresmian Pabrik Pupuk 5 milik PT Pupuk Kaltim pada Kamis (19/11).
Ketika membangun industri pupuk maupun industri apapun, lanjut Jokowi, harus diperhitungkan betul pasokan energinya. Khusus untuk pupuk, jangan sampai hanya tergantung pada satu sumber energi saja. Harus disediakan energi alternatif misalnya batu bara.
Cara menghidupkannya yakni dengan memperkuat holding perusahaan BUMN bidang pupuk dan bidang lainnya harus mencapai tingkat detail. "Kalau bisa sampai ada sub-sub holdingnya," ujarnya.
Jokowi lantas mencontohkan sistem yang diberlakukan di perbankan dalam membangun anjungan tunai mandiri (ATM). Di mana di satu areal ATM terdapat beragam jenis kartu bank dan mereka bisa bersinergi dengan baik. Bahkan keberadaannya menyebar hingga ke tingkat daerah.
Dibandingkan dengan BUMN yang menyebar di sejumlah provinsi, potensi sinergi yang mengarah pada efisiensi sangat besar. Terlebih, lanjut Jokowi, perusahaan punya satu pemilik yakni rakyat Indonesia.
"Ini pemiliknya sama, kok buat sendiri-sendiri," tuturnya. Jangan sampai karena tidak bisa kerja sama, malah membuat boros. Ia tahu, teknis kerja sama antar BUMN butuh waktu. "Tapi jangan lama-lama," tutupnya.