REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta agar urusan data pangan diserahkan ke Badan Pusat Statistik (BPS) dan jangan terlalu dipersoalkan.
Dari pada menyoal data pangan, lebih baik berfokus pada peningkatan produksi, upaya mengendalikan impor pangan dan menggenjot ekspor.
"Jangan mengulang seperti kasus beras plastik tempo hari, tidak ada untungnya menanyakan yang begitu, coba sekali-kali tanya ekspor," katanya usai memberikan Penghargaan Abdibakttani 2015 di momen hari ulang tahun ke 44 KORPRI, Senin (30/11).
Ia menyebut, setahun pemerintahan di bidang pangan menunjukkan kinerja baik. Seluruh komoditas strategis naik produksinya di 2015. Seiring kenaikan produksi, ia menyebut nilai tukar petani juga meningkat.
Di sampin itu, masih kata Amran, impor terkendali sehingga berhasil menghemat devisa negara hingga Rp 52 triliun. Ekspor hortikultura khususnya bidang sayur dan buah pun meningkat sebanyak 30 persen.
Pengamat Pertanian dari IPB Hermanto Siregar meminta agar pejabat publik tak menyepelekan data pangan. Sebab, data pangan yang akurat penting untuk pengambilan kebijakan yang tepat.
"Kalau datanya salah, kebijakannya juga menjadi salah," katanya. Ia pun mengapresiasi laporan soal pengendalian impor di bidang hortikultura. Dengan syarat, laporan dibarengi data yang valid.