Sabtu , 12 Dec 2015, 00:43 WIB

Pecah Telor untuk Pengangkutan dan Distribusi Sapi yang Lebih Sederhana

Rep: sonia fitri/ Red: Taufik Rachman
Kapal Ternak Camara Nusantara 1
Kapal Ternak Camara Nusantara 1

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cita-cita pemerintah membenahi tata niaga distribusi sapi membuahkan hasil. Kapal ternak jumbo berkapasitas 500 ekor sapi sudah mulai dioperasikan pada Jumat (11/12). Ia berlayar perdana mengangkut 350 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur menuju Pelabuhan Tanjung Periuk dengan kurun waktu lebih singkat, pun ongkos yang rendah.

"Pecah telor ini namanya, kita akhirnya berhasil mengangkut sapi-sapi dengan rantai distribusi yang lebih sederhana, dan kualitas sapi terjamin," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Periuk bersama rombongan wartawan.

Mentan menyebut, dengan segala fasilitas dan pelayanan di kapal, ia yakin sapi yang tiba di Jakarta akan berada dalam kondisi sehat dan "tersenyum". Sebab mereka menumpang kapal khusus ternak dengan segala kelengkapannya, termasuk tujuh dokter hewan.

Kapal ternak berlayar selama lima hari empat malam. "Saya pantau terus, keberangkatannya itu jam 00.15 dari NTT," katanya. Kapal yang mengangkut 350 sapi tersebut dioperasikan oleh PT Pelni di bawah pengawasan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sapi-sapi yang menumpang di kapal jumbo tiba pada Jumat pukul 16.30 WIB. Untuk selanjutnya, sapi akan dikelola oleh Perum Bulog dan BUMD.

Sebelumnya, pembuatan dan pengoperasian kapal ternak berukuran jumbo oleh pemerintah bertujuan menata distribusi ternak sapi nasional dan perbaikan tata niaga sapi. Pemanfaatan kapal khusus ternak yang menghubungkan antar pulau atau yang disebut tol laut ini, diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan sapi di daerah konsumsi oleh daerah sentra produksi.

Pengangkutan ternak sapi dengan pelayaran perdana kapal ternak KM Camara Nusantara 1 telah dilakukan pada Ahad (6/12) dari Pelabuhan Tenau Kupang NTT dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada hari Jum’at pagi, tanggal 11 Desember 2015. Jumlah ternak yang dikirim menggunakan kapal ternak ini adalah sebanyak 353 ekor dengan jenis ternak sapi Bali jantan yang memiliki rata-rata bobot hidup  250 – 350 kg.

Sementara, rata-rata produksi daging sapi per ekor adalah 125 kg. Pengawalan ternak selama perjalanan dari Kupang menuju Jakarta dilakukan oleh petugas kesehatan hewan sebanyak tujuh orang yang berasal dari BBVet Denpasar sebanyak lima orang dan Karantina Pertanian Kelas I Kupang sebanyak dua orang.

Kapal pengangkut ternak KM Camara Nusantara 1 memiliki 500 ruang untuk sapi dan memiliki standar Internasional akan terus dimanfaatkan untuk pengiriman ternak dari wilayah produsen ternak seperti NTT, NTB dan Jawa Timur ke daerah konsumsi yakni Jabodetabek. Pengiriman sapi dari daerah produsen dengan memanfaatkan kapal angkut ternak atau pemanfaatan tol laut ke daerah konsumsi ini diharapkan dapat maksimal karena diyakini mampu menekan harga distribusi sapi.

Harga bobot hidup sapi di NTT yang dikirim ke Jakarta adalah Rp 30 ribu per kg berat hidup. Pembelian ternak dari NTT ke DKI Jakarta dilakukan oleh Bulog yang dalam hal ini diwakili oleh Dolog. Ternak selanjutnya akan dikirim ke Kandang ternak lokal di Jalan Andini Sakti desa Gandasari kecamatan Cikarang Barat, Bekasi Jawa Barat milik Perum Bulog. Pemulihan ternak akan dilakukan selama dua hari di kandang penampungan Depot Logistik (Dolog) milik Bulog. Untuk selanjutnya sapi dapat dimanfaatkan oleh pembeli sebagai sapi bakalan dan siap potong.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan