REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan sebagian besar komoditas kakao di Indonesia dikelola oleh masyarakat kecil.
"Berbeda dengan komoditas kepala sawit dan karet yang dikelola oleh perusahaan besar," katanya dalam kunjungan kerja ke Kendari, Ahad (20/12).
Ia mengatakan pangsa pasar kakao terus meningkat setiap tahun yang dibuktikan dengan perolehan devisa negara dari komoditas tersebut.
"Penghasilan devisa negara melalui kakao menempati urutan ketiga setelah kelapa sawit dan karet," kata dia.
Ia berjanji akan terus memberdayakan petani kakao, agar bisa lebih meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan kualitas biji kakao dengan cara melakukan fermentasi biji kakao.
"Industri kakao butuh biji kakao hasil fermentasi, karena itu nilai tambah dari fermentasi itu diharapkan bisa lebih meningkatkan kesejahteraan petani," kata dia.
Data pada Kementrian Pertanian Republik Indonesia mencatat produksi Kakao Indonesia pada tahun 2014 mencapai 709.331 ton dengan luas lahan produktif sebesar 1.719.087 hektare.
"Daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia yaitu di wilayah Sulawesi dengan total mencapai 460.024 ton," tutup dia.