REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Jawa Tengah menyatakan percepatan tanam dilakukan oleh para petani padi untuk mengantisipasi keterlambatan panen seperti yang terjadi pada 2015.
"Untuk mengantisipasi efek el nino ini kami sudah melakukan percepatan tanam melalui sistem methuk atau petani padi sawah mulai menyebar bibit tanaman padi di persemaian," kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Jawa Tengah Suryo Banendro di Semarang, Rabu.
Menurut dia, selain melakukan percepatan, pada proses tanam tersebut pihaknya juga menggunakan bibit padi varietas unggul. "Kami juga terus melakukan pengawasan melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) serta beberapa petugas lain," katanya.
Pihaknya berharap, dengan adanya percepatan masa tanam tersebut target volume panen pada 2016 sebanyak 11,6 juta ton dapat tercapai.
Suryo menyatakan, percepatan tanam biasa dilakukan saat musim penghujan. Salah satu tujuannya adalah hasil panen bisa lebih optimal.
Meski demikian, diakuinya perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa pada bulan Mei masih akan terjadi hujan.
"Sesuai dengan perkiraan BMKG, pada bulan Mei masih terjadi hujan karena suhu air laut diperkirakan masih hangat. Meski demikian kami tidak ingin berandai-andai untuk tidak melakukan percepatan tanam," katanya.
Sementara itu, untuk memastikan proses tanam berjalan dengan baik pihaknya juga memastikan ketersediaan pupuk di lapangan dapat memenuhi kebutuhan para petani.
"Jangan sampai pupuk kurang, jangan pula terlalu berlebihan. Sejauh ini tidak ada masalah untuk penyaluran pupuk di daerah-daerah," katanya.