REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Kebutuhan produk pangan hewani terutama dari peternakan bukan hanya daging tetapi juga susu dan telur pada 2016 dipastikan meningkat, kata pakar peternakan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Akhmad Sodiq.
"Dijamin meningkat karena itu akan berkorelasi dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan gizi," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis.
Sodiq mengatakan hal itu terkait proyeksi sektor peternakan di Indonesia pada tahun 2016.Kendati demikian, dia mengatakan bahwa ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sektor peternakan di antaranya berkaitan dengan masuknya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Barang kali yang menarik di situ (MEA) bukan nanti ada peningkatan kompetisi berkaitan dengan produk pangan tetapi berkaitan dengan SDM (Sumber Daya Manusia) bidang peternakannya. Itu juga menjadi catatan, harus dipersiapkan oleh kita," kata Guru besar Fakultas Peternakan Unsoed itu.
Sementara di ternak unggas, kata dia, terdapat hal yang sempat menjadi krusial berupa kelebihan suplai dari pasokan "day old chicken (DOC)" atau bibit ayam.
Menurut dia, hal itu mengakibatkan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengeluarkan edaran untuk menyesuaikan populasi dengan harapan industri perunggasan ke depan akan bagus.
"Akhir tahun ini, ada afkir dini 'parent stock' ada sekitar 2 juta ekor dari 'breeding farm'. Itu yang dari perunggasan, kemudian yang berkaitan dengan persapian, dari beberapa catatan yang menarik barang kali ada kebijakan yang saya enggak tahu persis, apakah ini akan tetap dijalankan berkaitan dengan importasi indukan," kata Dekan Fakultas Peternakan Unsoed itu.
Ia mengatakan bahwa sebelumnya, importasi sapi indukan menggunakan konsep "country based" di mana sapi-sapi itu diimpor dari negara-negara yang bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) secara menyeluruh dalam suatu negara.
Akan tetapi ke depan, kata dia, ada kemungkinan mengarah ke "zona based".
"Ini (zona based) asumsinya barang kali adalah untuk kompetisi harga. Dengan 'zona based' barangkali banyak negara untuk diimpor sehingga harganya bisa kompetisi," katanya.
Meskipun terjadi importasi sapi, dia mengatakan bahwa hal itu tidak akan memengaruhi pasar sapi lokal karena berdasarkan data riil, sekitar 98 persen pasar dikuasai sapi lokal yang berada di peternakan rakyat.