REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono belum melihat adanya serangan gelombang panas El Nino di 2016.
Jika pun ada, tingkatannya diprediksi tidak separah 2015. Hasil pantauannya dengan BMKG, kemungkinan akan ada kemarau basah selama musim kemarau setelah April 2016.
"Saat ini hujan sudah 80 persen, sudah mulai tanam di Januari, kita genjot semua," kata dia, Senin (4/1).
Mengantisipasi musim kemarau, pemerintah akan mengoptimalkan keberadaan pompa yang sudah dibagikan di 2015. Jika ada yang rusak, akan dilakukan penggantian. Pompa juga akan dipakai untuk mengantisipasi banjir.
Kementan, lanjut dia, telah menetapkan areal tambah tanam di kawasan Jawa dan luar jawa. Saat ini areal tanam padi terkonsentrasi di Jawa seluas 56 persen. Padahal kawasan lain di luar Jawa potensial. Inilah yang akan dimanfaatkan. Kawasan tersebut misalnya di Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Sulawesi Utara.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Hasil sembiring melihat kekuatan gelombang panas El Nino di 2016 cenderung menurun. "Angkanya 2, sudah terus menurun sih," katanya.
Pemantauan cuaca dan iklim akan terus dilakukan berkoordinasi dengan BMKG.
Dalam pantauannya, hujan akan mulai berkurang pada Mei di kawasan Aceh dan Sumatera Utara. Oleh karena itulah, selagi masih ada banyak hujan di awal tahun, pertanaman harus dipercepat kuantitas dan kualitasnya.
Kementan akan mengoptimalkan musim hujan 2016 hingga tercapai target luas areal tanam 3 juta hektare di Januari. Jika El Nino datang di 2016, pemerintah sudah siap melakukan antisipasi karena di 2015 telah banyak membagikan pompa dan membuat embung untuk cadangan air. Itulah yang akan dioptimalkan jika kemarau panjang tiba.