REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengajak Kementerian Pertanian secara bersama-sama melakukan kerja sama dalam pengembangan teknologi industri peternakan guna menghasilkan ternak unggul, baik dari hulu ke hilir.
"Dari hulu, misalnya perbaikan genetik, produksi sperma bibit unggul, perbanyakan bibit dengan 'IB Sexing', dan 'embrio transfer', pakan konsentrat, dan teknologi penanaman hijauan pakan ternak," kata Menristekdikti Muhammad Nasir di Bogor, Jabar, Kamis.
Hal tersebut, dikatakannya dalam sambutannya saat Kunjungan Kerja ke PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) Dalam Rangka Meninjau Wujud Keberhasilan Hasil Kerja sama LIPI dan PT KAR Dalam Implementasi Hasil Riset IB Sexing dan Embrio Transfer, khususnya perbaikan genetik sapi lokal, pembibitan, pembiakan, dan pembesaran sapi unggul.
Sementara dari hilir, kata dia, teknologi yang dikembangkan antara lain pengolahan daging, pengolahan tulang menjadi gelatin, pengolahan kulit, dan pengolahan limbah sapi menjadi pupuk dan biogas.
Menurutnya, mengenai perbibitan sapi nasional ini, inovasi yang dilakukan adalah mencari bibit unggul dari F1 (genetika awal) yang kemudian diperbaiki hingga menghasilkan F2 (genetika bagus).
"Setelah itu, maka dikawinkan sapi yang mempunyai genetika F2 sehingga dapat menghasilkan sapi dengan genetika F3," ucap Nasir.
Ia menjelaskan beberapa kebijakan bidang peternakan dari Kementerian Pertanian telah dibuat untuk mendukung keberhasilan tujuan pembangunan nasional.
"Kebijakan yang ada saat ini bertujuan untuk meningkatkan produksi peternakan nasional, meningkatkan taraf hidup peternak, dan memenuhi kebutuhan dalam negeri akan bahan makanan yang berasal dari ternak berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1967," tuturnya.
Selain Menristekdikti, acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan perwakilan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Syahruddin Said.