REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akan memutus rantai pasok komoditas pangan sebagai upaya mengatasi kenaikan harga pangan yang kerap terjadi.
Rekomendasi tersebut disampaikan menyusul kenaikan harga komoditas pangan sejak akhir 2015 seperti bawang merah, cabai merah, beras, hingga daging sapi.
"'Supply chain' yang panjang adalah salah satu penyebabnya. Maka, saran saya, kita akan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog bahwa rantai pasok ini harus dipotong untuk semua komoditas," kata Amran yang ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Hortikultura, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, rantai pasokan yang panjang merupakan salah satu penyebab tingginya harga komoditas pangan di Indonesia.
Pasalnya, rantai pendistribusian pasokan komoditas pangan yang panjang itu membuat harga di tingkat petani rendah, namun melambung di tingkat konsumen.
"Strategi pemerintah adalah memotong 'supply chain'. Jadi nanti kami akan dukung Bulog agar membeli produksi petani. (Khusus untuk bawang), dari tadinya delapan titik rantai pasok, akan dipotong tiga atau empat titik. Dipotong 50 persen," jelasnya.
Amran menuturkan, dengan memangkas rantai pasok yang panjang itu, proses distribusi pangan akan menjadi lebih singkat.
"Jadi dari petani langsung dibeli Bulog. Bulog akan pasarkan langsung ke pasar dan dari pasar langsung diserap konsumen. Itu solusinya dan ini untuk seluruh komoditas, termasuk daging sapi," ujarnya.
Kementan, lanjut dia, juga akan memberikan dukungan untuk memperluas peran Bulog terhadap komoditas pangan strategis selain beras melalui Toko Tani Indonesia sebagai etalase menjual produk petani lokal.
Menurut Amran, dipotongnya rantai pasokan yang panjang itu akan membentuk struktur pasar yang baru di mana harga pangan di tingkat petani akan terangkat, sementara harga di tingkat konsumen bisa ditekan.
"Intinya kita ingin membentuk struktur pasar baru. (Masalah harga) ini tidak akan pernah selesai kalau tidak dibenahi dari sekarang," pungkas Amran.