Selasa , 01 Mar 2016, 17:31 WIB

Mentan: Kenaikan Produksi Padi Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Red: Taufik Rachman
Antara/Ari Bowo Sucipto
Petani memanen padi di desa Pacing, Ngawi, Jawa Timur.
Petani memanen padi di desa Pacing, Ngawi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengemukakan produksi padi berdasarkan angka sementara 2015 naik 6,37 persen dibanding 2014, dan hal itu merupakan capaian terbesar dalam 10 tahun terakhir.

"Kita berhasil mencatatkan prestasi yang menggembirakan karena produksi padi tahun lalu bisa tertinggi dalam 10 tahun terakhir," kata Mentan Amran saat temu wicara dengan seratusan petani di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.

Hal tersebut disampaikan menanggapi pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan produksi padi berdasarkan Angka Sementara (Asem) 2015 naik 6,37 persen dibanding 2014 mencapai 70,85 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 75,36 juta ton GKG.

Amran mengatakan, prestasi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia telah mampu mencapai swasembada pangan dan tak perlu lagi mendatangkan beras impor, mengingat produksi dalam negeri sudah melimpah.

Dikatakan pula, berbagai perubahan regulasi yang telah dilakukan selama pimpinannya juga menjadi pemicu naiknya produksi padi yang dikeluarkan oleh BPS selama 2015.

"Berbagai regulasi yang dimaksud antara lain penunjukan langsung untuk pengadaan alat mesin pertanian atau Alsintan, memperbaiki saluran irigasi, pemberian dan perbaikan mutu benih padi, serta mengawasi penyaluran pupuk agar tepat sasaran," katanya.

Untuk pupuk misalnya, kata mentan, pihaknya telah minta kepada pihak berwenang agar bersikap tegas kepada pihak yang ketahuan melakukan pengoplosan serta menimbun disaat petani membutuhkan.

Setidaknya saat ini sudah ada 40 orang yang dijebloskan ke penjara akibat ketahuan mengoplos dan menimbun pupuk yang masuk dalam kategori pidana.

"Saya dengar ada satu orang lagi yang tertangkap di Jambi akibat mengoplos pupuk, dan saya sudah minta kepada pihak berwenang untuk menangkap dan penjarakan," katanya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan