REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menargetkan bisa mengekspor beras ke 10 negara di Asia dan Eropa, dengan jumlah mencapai 100 ribu ton, termasuk beras organik, sebagai usaha meningkatkan ekspor komoditas pertanian, pada 2016.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto, di Bojonegoro, Sabtu, menjelaskan ekspor beras yang menjadi negara tujuan ke 10 negara, antara lain, Malaysia, Singapura, Brunai, dan negara lainnya di Asia serta Eropa.
"Rencananya ekspor beras ke Jerman berupa beras organik," ucapnya.
Oleh karena itu, menurut dia, pengadaan tahun ini akan dilakukan seoptimal mungkin untuk bisa memperoleh beras sebanyak-banyaknya.
"Tidak ada target perolehan dalam pengadaan. Yang penting, dalam pengadaan harus bisa memperoleh beras sebanyak-banyaknya, sehingga kalau berlebih akan di ekspor," ujarnya.
Yang lebih penting lagi, lanjutnya, pengadaan beras yang dilakukan Bulog, juga harus mampu menjaga harga beras di tingkat petani agar bisa sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP).
"Kalau harga gabah di tingkat petani jatuh, kewajiban pemerintah harus segera melakukan pembelian gabah agar harga gabah bisa terangkat," katanya.
Menurut dia, pengadaan beras yang berjalan di Bojonegoro, melibatkan jajaran personel Kodim 0813, yang turun ke lapangan untuk mendorong petani menjual gabahnya ke Bulog, dan akan dikembangkan ke Tuban.
"Pembelian gabah langsung ke petani dengan melibatkan anggota TNI setelah ini akan dilaksanakan di Tuban," ucapnya.
Bahkan, lanjut dia, Komandan Kodim 0813 Letkol Kav Donova Pri Pamungkas, akan menyampaikan paparan terkait praktik pembelian gabah di daerahnya kepada Dandim seluruh Indonesia, di Jakarta, pekan depan.
Komandan Kodim 0813 Bojonegoro Letkol Kav Donova Pri Pamungkas, menyatakan siap menyampaikan paparan kepada Dandim seluruh Indonesia, di Jakarta, terkait keterlibatan jajarannya dalam pengadaan di daerahya.
"Kami siap menyampaikan paparan di Jakarta terkait praktik keterlibatan jajaran Kodim 0813 dalam pengadaan," urainya.
Secara prinsip, ujarnya, semua jajarannya turun ke lapangan untuk melakukan pemetaan di daerahnya masing-masing, yang sedang berlangsung panen tanaman padi.
"Koordinasi juga dilakukan dengan Bulog Subdivre III, terkait teknis pembelian gabah dan beras," ucapnya.
Dalam melakukan pembelian gabah di Bojonegoro, Sumarjo Gatot Irianto, didampingi Direktur Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Kementerian Pertanian Suprapti, Kepala Bulog Subdivre III Eldal Sulaiman dan Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari.