REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bersama Komisi IV DPR RI panen padi sawah irigasi potensi hasil tinggi melalui demonstrasi area (dem-area) teknologi jajar legowo super di Desa Karanggetas, Kecamatan Bangodua, Indramayu, Kamis (7/4). Dem-area teknologi jajar legowo super merupakan salah satu teknologi Balitbangtan untuk meningkatkan produksi padi di lahan 50 hektare (ha).
Hadir dalam acara tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman diwakili Kepala Balitbangtan, Kementan, Muhamad Syakir, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron, Bupati Indramayu, Anna Sophanah, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Inovasi Teknologi, Mat Syukur, dan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Agung Hendriadi.
Amran menjelaskan, teknologi jajar legowo telah terbukti meningkatkan hasil 15 hingga 20 persen. Implementasi pengembangan model ini dilakukan dalam bentuk dem-area dengan tujuan memverifikasi keunggulan inovasi yang diterapkan.
Di tahun 2015 hingga 2019, Kementan menargetkan produksi untuk padi harus meningkat 2,21 persen per tahun, jagung 5,57 persen per tahun, dan kedelai 60,81 persen per tahun.
"Pada tahun ini, pemerintah menargetkan produksi padi sebesar 76,23 juta ton atau naik 1,65 persen dari tahun 2015," tutur Amran dalam sambutannya di lokasi panen dibacakan Muhamad Syakir.
Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron mengapresiasi Kementan yang mampu menghasilkan benih dan teknologi berproduksi tinggi serta berbagai upaya peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini menurutnya perlu didorong agar dapat diterapkan di berbagai daerah.
"Adanya peningkatan produksi, maka tujuan negara akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani," ujar Herman.
Namun, menurutnya pemerintah harus secepatnya memformulasikan Harga Pembelian Pemerintah akan Gabah, karen berkaitan nasib dan kesejahteraan petani ke depan. Berdasarkan hasil panen ubinan yang dilakulan BPS Indramayu, sebanyak empat dari lima varietas unggul baru yang ditanam di dem-area terbukti menunjukan produktivitas tinggi dibandingkan produktivitas rata-rata di luar dem-area, yakni 14,7 ton per ha dari sebelumnya 7 ton per ha.