REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyiapkan tiga solusi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri sehingga harganya menjadi lebih terjangkau dan mengurangi impor.
"Ada tiga upaya yang kami lakukan yaitu peningkatan produksi, peningkatan daya saing dan nilai tambah, serta peningkatan kesejahteraan peternak," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian, Fini Murfiani di Padang, Sumatera Barat, Jumat.
Ia menyampaikan hal itu pada acara Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia dihadiri 74 perguruan tinggi dengan tema, "Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi Peternakan Melalui Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Menurutnya saat ini permintaan terhadap daging sapi memang jauh lebih tinggi daripada ketersediaan stok tapi pihaknya terus mengupayakan pemenuhan dan pengembangan agribisnis peternakan.
"Kami upayakan pasokan dari peternak lokal lebih optimal memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya.
Selain itu, lanjut dia untuk menjaga harga agar lebih terjangkau pihaknya memperbaiki rantai distribusi dengan menyediakan kapal khusus ternak.
"Kehadiran kapal khusus ternak akan meningkatkan keuntungan bagi peternak dan pada sisi lain di tingkat konsumen harga tetap terjangkau," kata dia.
Kemudian pelaksanaan operasi pasar juga akan membantu menekan harga yang terlalu tinggi karena harga ideal daging sapi adalah antara Rp85 ribu hingga Rp90 ribu, lanjut dia.
Sementara Rektor Unand Tafdil Husni mengkritik masih tingginya harga daging sapi di Indonesia bahkan mencapai dua kali lipat dibandingkan Malaysia.
"Ini merupakan tantangan bagi lulusan peternakan dan kalangan akademisi untuk bersama-sama mendiskusikannya," ujar dia.
Ia menilai pada tataran pedagang tidak menjadi persoalan, namun pada tingkat masyarakat tidak boleh dibiarkan dan pemerintah harus mencarikan solusi.
Tafdil melihat salah satu yang menjadi perhatian adalah rantai distribusi yang dinilai belum efisien.