REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mendorong ekspor buah lokal Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pengembangan 100 ribu hektare (ha) lahan tahun ini. Secara keseluruhan, Kementan menargetkan empat juta hektare lahan untuk mengembangkan komoditas buah-buahan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, pengembangan pertanian buah ini jadi bagian konsep Revolusi Oranye yang akan dimulai di 110 ha tahun ini dan ditargetkan bisa mencakup 400 ribu ha secara keseluruhan. Jika tercapai, Amran menyebut petani bisa memperoleh tambahan pendapatan hingga Rp 120 triliun.
Lahan seluas 110 ribu ha ini diutamakan dari lahan tidur yang tersebar di Sumatra, Jawa dan Sulawesi yang akan mulai digarap oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II, PTPN VII dan PTPN XIV. Ke depan, ada tiga PTPN lagi yang akan dilibatkan. IPB, sebagai penggagas konsep Revolusi Oranye, juga akan dilibatkan.
Soal insentif, Amran mengatakan bentuknya bisa berupa bibit unggul yang dijamin berkualitas. Apalagi tanaman tahunan berbeda dengan tanaman semusim.
Dengan Revolusi Oranye diharapkan impor buah bisa turun dan ekspor meningkat. Kementan mencatat, pada 2015 nilai ekspor buah naik 30,47 persen dan nilai impor turun 13,4 persen. ''Pemerintah tidak anti impor, tapi harus dikendalikan sesuai kebutuhan, bukan pesanan pihak tertentu,'' ungkap Amran di Kantor Kementan, Senin (9/5).
Dari data Kementan, produksi buah utama yakni pisang, jeruk, mangga, nanas dan durian meningkat 4,72 persen di akhir 2015 menjadi 20,7 ton dari 19,8 ton di akhir 2014. Pisang masih jadi komoditas dengan produksi tertinggi dengan rata-rata produksi 6,5 ton antara 2011 hingga 2015.
Volume ekspor buah-buahan Indonesia juga naik 65,27 persen pada 2015 menjadi 68,5 ton dari 41,48 ton pada 2014. Untuk periode yang sama, nilai ekspor buah Indonesia juga meningkat 30,47 persen menjadi 37,7 juta dolar AS dari 28,9 juta dolar AS.
Dibandingkan periode 2013-2014, volume dan nilai ekspor 2014-2015 lebih rendah. Volume ekspor buah dari pada 2014 tumbuh 128,34 persen dari 18,1 juta ton pada 2013. Nilai ekspor pada 2014 juga tumbuh 101,52 persen dari 14,3 juta dolar AS. Manggis, pisang dan salak jadi komoditas utama ekspor buah Indonesia.