Jumat , 13 May 2016, 16:12 WIB

Penangkar Benih Lokal Butuh Bantuan Modal

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Antara/Umarul Faruq
Dua petani mengumpulkan gabah sisa panen padi atau ngasak di lahan persawahan.
Dua petani mengumpulkan gabah sisa panen padi atau ngasak di lahan persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para penangkar benih lokal di Kabupaten Indramayu berharap adanya bantuan modal dari pemerintah. Pasalnya, kekurangan modal selama ini menghambat produksi benih mereka.

''Masalah nomor satu yang dihadapi penangkar benih lokal ya modal,'' ujar salah seorang penangkar benih lokal asal Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Rusdani kepada Republika, Jumat (13/5).

Rusdani menyatakan, modal itu sangat dibutuhkan untuk membeli calon benih yang akan ditangkarkan. Selama ini, para petani yang baru panen selalu minta agar gabah mereka yang akan ditangkarkan menjadi benih untuk dibayar tunai. ''Nah, saya kan tidak punya uang,'' keluh Rusdani.

Untuk mengatasi masalah itu, Rusdani terpaksa hanya membeli gabah yang akan dijadikan calon benih dari kerabat terdekatnya saja. Pasalnya, mereka rela gabahnya tersebut dibayar tunda.

Gabah itu kemudian ditangkarkan oleh Rusdani hingga menjadi benih padi berkualitas. Setelah terjual, barulah dia bisa membayar gabah yang dibelinya dari kerabatnya.

Rusdani menambahkan, seandainya  memiliki modal yang cukup, maka dia bisa memperoleh gabah untuk calon benih dengan lebih mudah. Tak hanya sebatas dari kerabat terdekatnya saja, namun juga bisa membeli gabah dari petani lainnya secara tunai.

Selain modal, Rusdani juga berharap agar benih lokal yang diproduksinya bisa terus diserap oleh pemerintah. Dengan demikian, dia tidak akan kesulitan mencari para pembeli.

Terpisah, Ketua Asosiasi Penangkar Benih Kabupaten Indramayu, Sutatang mengakui adanya kesulitan modal yang dialami para penangkar benih lokal di Kabupaten Indramayu. Bahkan, dari 40 kelompok penangkar benih padi di Kabupaten Indramayu,  hanya tinggal 15 kelompok yang masih berproduksi. ''Lainnya mandeg (berhenti) karena kurang modal,'' kata Sutatang.

Menurut Sutatang, modal yang dibutuhkan para penangkar itu digunakan untuk membeli calon benih berkualitas yang akan ditangkarkan. Calon benih tersebut, harganya memang mahal.

Sutatang mengaku sangat prihatin dengan banyaknya kelompok penangkar benih padi lokal yang sudah tidak bisa berproduksi. Pasalnya, keberadaan benih lokal yang berkualitas sangat dibutuhkan para petani di Kabupaten Indramayu.

Berita Terkait

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan