REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA –Stok kios Segoro Amarto yang hanya menjual beras, gula dan minyak berasal dari Bulog Divre DIY.
‘’Stok untuk kios Segoro Amarto (Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta) diambil dari stok milik Bulog DIY dengan menggunakan kegiatan komersial,tetapi selisih harganya lebih rendah dari harga pasar, kata Kepala Bulog Divre DIY M. Sugit Tedjo Mulyono.
Hal ini, lanjut dia, karena Bulog memotong mata rantai distribusi dengan membeli langsung dari petani atau pola kemitraan lainnya. Di bagian lain Sugit menjamin ketersediaan beras di gudang Bulog DIY. ‘’Saat ini stok beras di Bulog mencapai 31 ribu ton atau cukup hingga 2017,’’jelasnya.
Pembentukan Kios Segoro Amarto yang diinisiasi oleh Pemkot Yogyakarta, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY, Perum Bulog Divre DIY dan BPD DIY tersebut diluncurkan Sabtu (14/5) di Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Kios yang pertama kali di Indonesia tersebut diharapkan untuk memantau gejolak harga. Kios ini juga untuk menjaga inflasi di DIY, supaya stabil dibawah empat persen. Terutama untuk pengendalian kelompok voltaile food atau bahan makanan.
‘’Selama ini kelompok voltaile food ini kan punya tekanan pada inflasi di DIY,’’kata kepala KPBI DIY Arif Budi Santosa.
Ke depan di kios Segoro Amarto juga akan menjual komoditas lain, seperti: daging ayam, daging sapi, cabai merah atau bawang merah. Untuk komoditas tersebut TPID DIY sudah melakukan komunikasi dengan asosiasi pasar lelang cabai Kulonprogo, kata dia.