REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menemukan cara untuk memproduksi kopi luwak dalam jumlah besar. Proses ini dilakukan dengan cara fermentasi melalui mikroba probiotik dari hewan luwak.
Peneliti dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian (BPTP) Bali Suprio Guntoro menjelaskan, penemuannya ini diawali saat dirinya melihat hewan luwak yang banyak memakan kopi. Namun pada saat masa panen kopi selesai, produsen kopi luwak kesulitan mencari pakan luwak selain kopi. Hal ini kemudian berdampak pada anggaran pembuatan kopi luwak yang bertambah.
Berangkat dari ide tersebut, Guntoro kemudian mencari cara agar produsen bisa memproduksi kopi lebih terjangkau tapi cita rasa kopi luwak tidak hilang. Akhirnya kopi luwak dengan proses fermentasi menggunakan mikroba probiotik luwak pun didapat.
"Setelah melakukan ujicoba walaupun tidak alami, kita bisa menghasilkan kopi arabika dan robusta. Dengan varian arabika, kopi ini bisa diekspor karena disenangi oleh negara-negara luar seperti Amerika dan Eropa," kata Guntoro di kantor Balitbang Kementan, Kamis (19/5).
Setelah melakukan berbagai upaya untuk hak paten dan promosi, kopi luwak probiotik ini akhirnya bisa dikenal banyak wisatawan asing khususnya yang berada di Bali. Sebab produsen yang baru melakukan kerja sama terdapat di Bali, yaitu Taman Ayu Wisata Agro Techno Park.