Rabu , 01 Jun 2016, 15:44 WIB

500 Jurnal Hasil Penelitian Menunggu Dimanfaatkan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
VOA
Teknologi Budidaya Pertanian/Illustrasi
Teknologi Budidaya Pertanian/Illustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku telah memiliki teknologi pascapanen untuk produk-produk hortikultura. Jika penerapannya efektif di kalangan petani secara meluas, Kementan optimis permasalahan harga bahan pangan dan hortikultura yang kerap berfluktuasi akan teratasi. Begitupun urusan panjangnya rantai pasok pangan dari petani ke masyarakat tidak akan terjadi lagi.

"Makanya harus ada integrasi, dimulai dari integrasi antar pengusaha," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementan M Syakir, Selasa (1/6).

Di antara teknologi tersebut yakni pengembangan sistem pengeringan dan penyimpanan bawang merah serta pengolahan cabai menjadi bubuk tanpa mengubah secara signifikan warna asli cabai. Ada pula produk teknologi yang menghasilkan diversifikasi pangan tanpa merusak selera dan kebiasaan masyarakat.

"Misalnya sagu menjadi pizza, sayur dibuat mi, sagu dan gandum dikolaborasikan untuk mengurangi konten terigu dalam membuat mi," ujarnya.

Teknologi pertanian juga akan meningkatkan nilai tambah produk pertanian, bahkan zero waste. Balitbangtan menginginkan agar hasil-hasil riset dan penelitian tersebut tidak hanya berhenti di laci-laci perpustakaan dan jurnal akademik. Terdapat lebih dari 500-an teknologi pertanian yang tersedia dan menunggu dimanfaatkan. Salah satunya upayanya yakni membangun integrasi.

Hingga kini, sejumlah hasil kerja sama Balitbangtan telah menghasilkan sejumlah produk di antaranya lima varietas kedelai yang dihasilkan melalui Konsorsium Kedelai Nasional yaitu Varietas Mutiara I, Mutiara 2, Mutiara 3, Gamasugen 1 dan 2. Telah dihasilkan pula varietas unggul baru gandum yang dihasilkan melalui konsorsium gandum yaitu varietas Ganesha.

Selanjutnya, telah dihasilkan varietas padi yang dihasilkan melalui Konsorsium Peneliti Nasional yaitu varietas Inpari Sidenuk, Inpari Mugibat dan Inpari Delima. "Hasil integrasi juga telah menelurkan dua galur mutan kewal yang siap dilepas," katanya.

baca juga: Kementan Siapkan Rp 10 Triliun untuk Gerakan Nasional Panen Air

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan