REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil mendambah luas tanam padi pada masa tanam 2015/2016. Atas peningkatan luas tanam ini, Kabupaten Kulon Progo mendapat bantuan peralatan pertanian modern dari Kementerian Pertanian.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Tri Hidayatun mengatakan bantuan alat pertanian modern berupa traktor roda dua sebanyak 17 unit, traktor roda empat 4 unit, pompa air 13 unit dan rice transplanter sebanyak tujuh unit.
"Keberhasilan penambahan luas pertanian ini tidak terlepas dari peran serta petani di Kulon Progo yang bersedia bekerja keras mengelola lahan pertanian. Kami juga berupaya mencetak cawah baru dengan memanfaatkan lahan marginal kemudian dibuatkan saluran irigasi," kata Tri Hidayatun, Ahad (26/6).
Ia mengatakan bantuan ini untuk melengkapi peralatan brigade pertanian yang digunakan membantu petani mengolah lahan pertanian bila ada keterlambatan tanam karena kekurangan alat pengolah lahan. Begitu juga pompa air dapat digunakan untuk membantu petani mengairi lahan yang kekeringan saat kemarau atau untuk menyedot air saat tergenang air.
Saat ini, Dipertan Kulon Progo sedang membentuk tim brigade pertanian yang sewaktu-waktu terjun ke lapangan membantu petani, baik dalam pengolahan lahan hingga persoalan pertanian.
"Semangat kami adalah meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani di Kulon Progo. Kami menyadari sektor pertanian merupakan penopang ekonomi masyarakat," katanya.
Menurut dia, ketersediaan alat pertanian di tingkat kelompok petani di Kulon Progo sudah mencukupi dan tersebar merata di seluruh kecamatan. "Kami minta bantuan alat pertanian yang ada di kolompok dimanfaatkan secara optimal untuk menambah pendapatan kelompok dan dirawat dengan baik," imbaunya.
Sayangnya, banjir beberapa waktu lalu sempat membuat lahan pertanian di Kulon Porgo terancam gagal panen. Kepala Dispertan Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan tambahan luasan tanam di wilayah Temon seluas 1.300 hektare. Tapi akibat kejadian banjir beberapa waktu lalu, tanaman padi yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian mengalami gagal panen karena puso.
"Hal ini di luar kemampuan kami. Kami sudah melaporkan kejadian kepada Distan DIY, kami berharap ada bantuan atau ganti rugi bagi petani yang tanamannya puso karena banjir," kata Bambang.