REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebut, produksi jagung 2016 lebih dari cukup memenuhi kebutuhan industri pakan.
Kebutuhan industri terdata sebanyak 750 ton per bulan dan total kebutuhan jagung nasional 1,55 juta ton per bulan. Sementara produksi minimal jagung di tahun 2016 yang dalam kondisi La Nina ditargetkan 21,53 juta ton.
"Produksi jagung di 2016 diprediksi akan surplus 1,3 juta ton," kata dia pada Selasa (28/6).
Kementan, lanjut dia, juga telah berhasil mengembangkan produksi jagung melalui berbagai Upaya Khusus. Berdasarkan data BPS pada 2014, produksi jagung di 2015 mencapai 19,61 juta pipilan kering. Produksi tersebut naik 3,17 persen jika dibandingkan 2014.
Pencapaian target produksi akan dipercepat melalui sejumlah program antara lain perluasan areal tanam. Dilakuka pula intensifikasi secara besar-besaran dengan benih unggul 1,5 juta hektare (ha), serta integrasi jagung di lahan perkebunan dan hutan seluas 724 ribu ha.
Sementara itu, ia menyebut kebijakan pengendalian impor telah mampu menekan laju impor jagung turun 47,5 persen pada periode Januari-Mei 2016. "Penurunan terjadi sebesar 881 ribu ton dibandingkan periode sama 2015 sebesar 1,68 juta ton," ujarnya.
Suwandi mengakui, terjadi peningkatan impor gandum atau meslin yang tidak diproduksi di dalam negeri. Namun pada periode tersebut neraca perdagangan total sektor pertanian tetap surplus 3,2 miliar dolar AS.