Sabtu 17 Aug 2013 07:00 WIB

Makna Kemerdekaan

Kemerdekaan Indonesia
Foto: IST
Kemerdekaan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,oleh: M Irwan Ariefyanto

Alhamdulillah, usia kemerdekaan kita mencapai 68 tahun. Kita sendiri merasakan bagaimana semaraknya masyarakat menyambut Pesta Kemerdekaan. Apalagi kita sebagai bangsa boleh merasa bangga bahwa kemerdekaan ini kita rebut melalui perjuangan.

Tidak terhitung banyaknya korban yang gugur karena mempertahankan kemerdekaan. Itu menunjukkan betapa jahatnya kolonialisme dan imperialisme dengan nafsu jajahannya. Karena itulah para pendiri Republik dalam Pembukaan UUD 1945 merumuskan: ''Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perilaku dan peri keadilan.''

Ikrar tersebut sejalan dengan prinsip dan ajaran Islam yang mengutuk segala macam bentuk penjajahan dan penindasan oleh suatu bangsa terhadap bangsa lain. Islam juga menegaskan: kemerdekaan merupakan hak bagi setiap bangsa. Karena itulah begitu Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, banyak kyai dan tokoh agama melalui pesantren dan masjid-masjid menyerukan jihad untuk membela Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan.

''Hanya bangsa yang besar yang menghormati jasa pahlawannya'', demikian ungkapan patriotik yang dimaksudkan agar kita tetap mengenang pejuang kemerdekaan. Islam malah memberikan penilaian yang sangat tinggi kepada mereka. Dalam surah Ali Imran Ayat 169 Allah berfirman: ''Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup terus di sisi Tuhannya dengan mendapatkan rezki.''

Banyak hasil kemajuan yang kita capai setelah kita merdeka, yang tidak mungkin terjadi apabila kita tetap menjadi bangsa yang terjajah. Karena itu dalam memperingati Kemerdekaan kita harus juga ingat betapa pedihnya saat-saat kita menentang penjajahan di masa lampau. Renungan ini perlu kita lakukan agar kita tetap ikhlas membantu mereka yang masih belum berkecukupan.

Apalagi bila kita ingat masih sekitar puluhan juta bangsa kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara mereka yang kelimpahan rezeki, harta dan benda hendaknya menyadari bahwa apa yang mereka peroleh tidak dapat dilepaskan dari jasa-jasa pejuang kemerdekaan.

Karena itu, tugas paling penting sekarang ini adalah bagaimana agar kita lebih terpanggil lagi untuk mengangkat derajat kaum yang tidak berpunya, yang banyak di antaranya telah berkorban untuk kemerdekaan. Bila itu dilakukan, akan dapat diredam semakin tajamnya kesenjangan sosial. Karena ketidakpedulian kita terhadap penderitaan orang yang tidak berpunya bukan saja merupakan ancaman terbesar bagi stabilitas nasional, tapi juga mengkhianati pengorbanan para pejuang.

Ingatlah pada apa yang pernah dikatakan Rasulullah: ''Pada hari Kiamat, manusia yang menduduki tempat tertinggi di sisi Allah adalah orang yang paling banyak memajukan kesejahteraan masyarakat.''

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement