Jumat 15 Nov 2013 06:21 WIB

Kesempatan Terakhir Sang Pahlawan Portugal

Cristiano Ronaldo
Foto: worldcupresult.com
Cristiano Ronaldo

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fernan Rahadi/Editor Sepakbola ROL

Tak terasa, hampir satu dekade berlalu sejak 'anak ajaib' berusia 19 tahun membuat kejutan di Euro 2004 silam. Cristiano Ronaldo, yang saat itu berstatus sebagai murid baru Sir Alex Ferguson, nyaris membawa Portugal juara seandainya tidak terganjal Yunani di partai puncak.

Di perhelatan-perhelatan setelahnya, Ronaldo seolah menjadi satu-satunya alasan mengapa orang layak menjagokan Portugal. Saat bintang-bintang lawas seperti Luis Figo, Rui Costa, atau Sergio Conceicao, mulai surut, CR7 muncul sebagai pahlawan baru Portugal.

Di Piala Dunia 2006, Ronaldo mulai memainkan peran kunci di Timnas Portugal meskipun saat itu usianya baru 21 tahun. Ia menjadi alasan tersingkirnya Inggris di perempat final setelah 'trik'nya membuat rekan setimnya di Manchester United, Wayne Rooney diusir ke luar lapangan.

Ronaldo pula yang menjadi eksekutor penentu dalam adu penalti yang dimenangkan Portugal. Di saat rekan-rekannya seperti baru belajar mengambil tendangan penalti, pemuda asal Madeira itu dengan dingin menaklukkan Paul Robinson.

Sayang, Ronaldo yang saat itu masih hijau mesti berhadapan dengan Zinedine Zidane di semifinal. Meski sudah berusia 34 tahun, Zidane dalam pertandingan itu seolah mengajari para pemain Portugal cara bermain bola yang benar. Lewat satu-satunya golnya lewat titik putih, Prancis menang dan melangkah ke final.

Ronaldo pun sekali lagi harus menitikkan air mata seperti saat kalah dari Yunani di depan para pendukung Portugal yang memadati Estadio da Luz, Lisbon. Di babak perebutan tempat ketiga pun, Seleccao harus mengakui keunggulan Jerman 1-3.

Berbekal prestasi gemilang di Piala Dunia 2006 dan Euro 2004, Portugal muncul sebagai tim favorit di Piala Eropa 2008. Ronaldo, yang baru saja mengantarkan Manchester United, menjuarai Liga Champions pun diprediksi akan menjadi pemain paling bersinar. Publik seolah lupa bahwa itu adalah turnamen pertama Portugal tanpa keberadaan para pemain dari generasi emas setelah Luis Figo dan Pedro Pauleta pensiun usai pagelaran di Jerman.

Bermodalkan nama-nama baru seperti Pepe, Raul Meireles, dan Joao Moutinho, Portugal mengawali turnamen dengan meyakinkan. Luiz Felipe Scolari yang memimpin Portugal di turnamen ketiganya membawa Ronaldo dkk memenangi dua pertandingan awal untuk memastikan tempat di perempat final. Sayang, di babak delapan besar, Jerman kembali memupus harapan mereka mengulang pencapaian empat tahun sebelumnya.

Melangkah di Piala Dunia 2010, Portugal kembali difavoritkan. Bersama pelatih anyar Carlos Queiroz, publik Portugal kembali berharap banyak pada tim kesayangannya. Sayang, meskipun sanggup melangkah ke babak kedua mereka akhirnya takluk dari negara sesama Iberia, Spanyol yang akhirnya menjadi juara.

Performa Portugal sepanjang turnamen yang digelar di Afrika Selatan itu dihujani kritik karena memainkan direct football dengan mengandalkan Ronaldo seorang diri di lini depan. Queiroz seolah tak mau memanfaatkan kemampuan para gelandang kreatif seperti Deco, Meireles, dan Simao yang memiliki kemampuan menguasai lini tengah.

Ronaldo pun mengakhiri turnamen dengan sebuah makian kepada salah satu wartawan televisi yang berusaha mewawancarainya usai laga. "Pergi dan tanya saja Queiroz!" bentaknya saat itu sambil berjalan keluar lapangan.

Di turnamen terakhirnya, Euro 2012, Portugal kembali tersandung oleh Spanyol. Mengalahkan tim-tim seperti Belanda dan Denmark dan hanya kalah tipis dari Jerman, skuat Paulo Bento melaju ke semifinal setelah mengalahkan Republik Ceko di perempat final. Sayang, Ronaldo harus kembali melihat timnya kalah lagi dari Spanyol lewat adu penalti setelah dengan susah-payah meladeni La Roja selama 120 menit.

Kini, di ambang perhelatan Piala Dunia 2014 yang tinggal dalam hitungan bulan, Portugal akan menghadapi Swedia dalam babak playoff zona Eropa. Dua laga kandang-tandang tersebut bisa jadi menjadi kesempatan terakhir Ronaldo untuk mewujudkan ambisinya membawa negaranya menjuarai sebuah turnamen besar.

Di usia yang menginjak 29 tahun, bisa dibilang Piala Dunia 2014 akan menjadi kesempatan terakhir sang megabintang untuk mempersembahkan gelar untuk Portugal. Dua tahun atau empat tahun mendatang, Ronaldo bisa jadi sudah terlalu tua untuk menjadi tumpuan negaranya.

Bukan perkara mudah mengingat Swedia memiliki Zlatan Ibrahimovic, striker haus gol yang selalu mencibir Ronaldo tiap kali pemain berusia 28 tahun itu mendapatkan penghargaan sebagai salah satu pemain terbaik dunia atau Eropa. "Saya lebih layak mendapatkan Ballon d'Or," kata Ibracadabra suatu kali.

Keberadaan Ibra akan menjadi momok bagi barisan pertahanan skuat Paulo Bento yang kemungkinan akan digalang oleh Pepe dan Bruno Alves. Sementara Ronaldo akan mencoba meneror gawang Swedia yang dikawal kiper kawakan Andreas Isaksson.

Untuk urusan mencetak gol, keduanya cukup berimbang. Ronaldo mencetak sembilan gol dan dua assist dalam empat pertandingan terakhirnya di seluruh kompetisi. Sedangkan Ibra mencetak 10 gol dalam lima partai terakhirnya.

Namun untuk urusan pengalaman bertanding di playoff, Portugal lebih diuntungkan karena dalam dua turnamen terakhir mereka selalu lolos melalui babak ini, keduanya melawan Bosnia-Herzegovina. Sedangkan Swedia langsung lolos ke turnamen final Euro 2012 dan tak berpartisipasi di Piala Dunia 2010.

Kita tunggu saja kiprah sang pahlawan Portugal. Apakah ia bisa menaklukkan sang penyihir dari Swedia dan meloloskan negaranya ke turnamen besar untuk keenam kali berturut-turut? Jawabannya ada di Lisbon dini hari nanti dan di Solna 19 November mendatang.

Jika Portugal kalah, bukan saja publik Portugal yang menangis. Di Indonesia, puluhan ribu remaja tanggung akan dibuat kecewa karena tidak bisa menonton pahlawannya tampil pada perhelatan yang digelar di Brasil pada Juni-Juli mendatang.

 

*Ditulis jelang partai leg pertama playoff Piala Dunia 2014 zona Eropa antara Portugal melawan Swedia di Estadio da Luz, Lisbon

*Penulis biasa nge-twit di @fernanrahadi

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement