Oleh: Citra Listya Rini
Redaktur Bola Republika Online
Mendengar ledakan LPG (elpiji) ukuran tiga kilogram (3 Kg) mungkin bukan menjadi hal yang baru lagi di Tanah Air. Kasus meledaknya gas bertabung kecil warna hijau muda bersubsidi ini beberapa kali terjadi di Indonesia.
Tentu saja ledakan LPG ini sangatlah membahayakan masyarakat di sekitarnya. Tabung gas melon ini biasanya meledak akibat selang dan regulatornya yang bermasalah dan tidak sesuai standard. PT Pertamina (Persero) mengklaim kecelakaan tabung gas melon bukan karena kualitas tabung yang buruk.
Baru-baru ini tabung gas LPG meledak di kawasan Kembangan Selatan, Jakarta Barat. Dikabarkan 12 orang terluka bakar serius sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Ini bukanlah kali pertama terjadi kecelakaan tabung gas LPG.
LPG memang menjadi momok tersendiri meski di sisi lain keberadaannya juga dibutuhkan banyak orang. Menurut catatan data PT Pertamina (Persero) Region III, jumlah realisasi pengisian dan pendistribusian LPG 3 Kg kuartal I 2014 mencapai 136,7 juta tabung atau 1,8 juta tabung per hari. Jelas sekali masyarakat membutuhkan keberadaan LPG.
Begitulah sekilas potret LPG bagi masyarakat di Indonesia, yang keberadaannya acapkali menghadirkan cerita tersendiri. Jika di Indonesia ada LPG 3 Kg, lain halnya dengan yang ada di Manchester, Inggris.
Di kota Manchester yang ada adalah Aloysius Paulus Maria van Gaal atau dikenal dengan Louis van Gaal (LvG). Tentu saja sangatlah jauh berbeda LPG dan LvG. Pun, ledakan LPG sangatlah dihindarkan oleh masyarakat yang menggunakan, sedangkan 'ledakan' LvG justru amat dinanti publik Manchester atau suporter klub Manchester United di seluruh dunia.
Kehadiran LvG seakan menjadi penyambung nafas para suporter MU. Lantaran kejayaan klub kesayangan mereka luluh lantah sepanjang musim kompetisi 2013/2014 lalu.
Usai ditinggalkan Sir Alex Ferguson dan kursi kepelatihan beralih ke tangan David Moyes, MU seakan terjun bebas. Nama besar MU yang selama ini ditakutkan oleh klub-klub lain dalam hitungan satu musim langsung memudar. 'Theater of Dreams' alias Old Trafford, markas MU kini tidak lagi angker bagi klub lain yang melawat.
Musim 2013/2014 merupakan rekor kandang terburuk MU dalam satu dekade terakhir. Setan Merah tidak lolos ke Liga Champions untuk kali pertama sejak 1995. Moyes pun terpaksa didepak karena mengukir sejarah buruk bagi MU.
Pelatih asal Skotlandia itu digantikan oleh Ryan Giggs pada penghujung musim 2013/2014. Kini, LvG didapuk sebagai pelatih MU. Meneer asal Belanda ini diharapkan mampu menyatukan puing-puing kejayaan Setan Merah yang sudah runtuh.
Era Baru
Tugas berat harus dilakoni mantan pelatih skuat De Oranje ini. LvG mulai menyusun strategi dan taktik untuk mengembalikan kejayaan MU yang runtuh. Menurut LvG, skuat MU yang ada saat ini usang dan tidak seimbang.
LvG siap menghadirkan era baru di tubuh Setan Merah. Mengingat skuat MU yang usang, pelatih kelahiran 8 Agustus 1951 di Amsterdam ini mulai mengubah susunannya.
Mulai dari mencuci gudang sejumlah pemain dan mendatangkan pemain yang menurutnya oke. Ditinggal Rio Ferdinand dan Patrice Evra tentu saja kehilangan besar buat MU. Namun, kubu Setan Merah kini memiliki legiun baru seperti Luke Shaw dan Ander Herrera.
Pun, LvG masih membidik nama-nama baru lainnya untuk mengisi skuatnya. LvG memang tak ingin main-main dalam menyiapkan skuat MU menyongsong kompetisi musim 2014/2015. LvG yang berhasil membawa Belanda menempati peringkat tiga pada Piala Dunia 2014 ini mengatakan dirinya ingin menularkan semangat dan kekompakan De Oranje ke MU.
Menurut pelatih berusia 62 tahun itu, kebersamaan dan keinginan saling memahami satu sama lain merupakan kunci sukses Belanda di Piala Dunia 2014.
Dilansir Daily Mail, LvG akan menerapkan aturan baru di klub barunya tersebut sepanjang musim 2014/2015. Pelatih yang pernah menukangi Ajax Amsterdam, Barcelona, dan Bayern Muenchen ini menegaskan seluruh pemainnya di MU harus makan bareng di satu tempat yang sama.
LvG berharap hal ini dapat memupuk rasa kebersamaan antarpemain. Aturan seperti ini sengaja diterapkan LvG mengingat keterpurukan Setan Merah musim lalu ditengarai akibat hilangnya kekompakan antarpemain dan staf.
LvG baru beberapa kali memimpin sesi latihan Manchester United. Meski begitu, ia sudah mampu mengambil hati awak Setan Merah. Para pemain merasa cocok dengan gaya kepelatihan LvG. Pun, sang asisten Ryan Giggs.
Bahkan, Giggs menilai LvG memiliki kemiripan dengan pelatih legendaris MU, Sir Alex Ferguson. "Mereka berdua memiliki aura. Mereka menuntut pemain untuk merespons setiap hal dan mereka menuntut rasa hormat," kata Giggs dikutip FourFourTwo.
Torehan Van Gaal
LvG sudah malang melintang jadi pelatih klub-klub besar. LvG mengawali kariernya sebagai pemain untuk klub Royal Antwerp, Sparta Rotterdam, dan AZ.
Van Gaal menjadi asisten pelatih AZ pada tahun 1986. Pada tahun 1991, ia menggantikan Leo Beenhakker sebagai pelatih Ajax Amsterdam. LvG melatih Ajax dari tahun 1991 sampai 1997 dan mengalami banyak kesuksesan di sana.
LvG sukses membawa Ajax menjadi juara the Eredivisie tiga kali. Dia juga membawa Ajax menjadi juara Piala KNVB 1993 dan Johan Cruijff Shield dari tahun 1993-1995. Di kompetisi Eropa, LvG membawa Ajax juara Piala UEFA 1992 dan Liga Champions 1995. Tahun 1995, Ajax menjadi juara Piala Toyota.
Pada tahun 1997, LvG pindah ke Barcelona membantu tim itu menjadi dua kali juara liga. Meski sukses, ia banyak dikritik dan akhirnya mundur. Kemudian LvG menjadi pelatih tim nasional Belanda dalam kualifikasi Piala Dunia 2002. Karena gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2002, LvG digantikan oleh Dick Advocaat.
Kemudian LvG kembali ke Barcelona sebelum akhirnya mundur lagi setelah melatih setengah tahun. Pada tahun 2005, meneer menggantikan Co Adriaanse sebagai pelatih AZ. Di musim 2006-2007, LvG membawa AZ duduk di peringkat ketiga klasemen Eredivisie.
LvG akhirnya berhasil membawa AZ menjadi juara Eredivisie pada musim 2008-2009. Pada 1 Juli 2009, LvG hijrah ke Jerman menjadi pelatih Bayern Muenchen. LvG bertahan di Allianz Arena hingga tahun 2012. Setelah Piala Eropa 2012, LvG ditunjuk sebagai pelatiih De Oranje menggantikan Bert van Marwijk.
Berikut ini penghargaan yang dimiliki LvG:
1. Liga Champions: 1994-95 (Ajax).
2. Intercontinental Cup: 1995 (Ajax).
3. Piala UEFA: 1991-92 (Ajax).
4. Piala Super Eropa: 1995 (Ajax), 1997-98 (Barcelona).
5. Eredivisie: 1993-94, 1994-95, 1995-96 (Ajax), 2008-09 (AZ).
6. Piala KNVB Cup: 1992-93 (Ajax).
7. Johan Cruijff Shield: 1993-94, 1994-95, 1995-96 (Ajax).
8. Liga Spanyol: 1997-98, 1998-99 (Barcelona).
9. Copa del Rey: 1997-98 (Barcelona).
10. Rinus Michels Award (2007, 2009).
11. Audi Cup (2009).
Deretan prestasi LvG tersebut menjadi salah satu pertimbangan manajemen Setan Merah untuk merekrutnya. MU berharap bisa kembali berjaya di bawah asuhan LvG.
"CV (Curriculum Vitae) Van Gaal sudah menunjukkan kapabilitasnya. Van Gaal orangnya tidak rumit. Ketika Anda membuat kesalahan, dia akan menegur Anda. Jika Anda melakukan sesuatu yang bagus, dia tak segan memberikan pujian," ujar Giggs.
Menanti Ledakan LvG
Sejauh ini, LvG mampu mengembalikan kepercayaan diri skuat Setan Merah. Terbukti dengan kesuksesan yang diraih Wayne Rooney cs melakoni tur pramusim di Amerika Serikat (AS) lewat turnamen International Championship Cup 2014.
Bersama sejumlah klub elite Eropa dan klub Major League Soccer (MLS), MU menunjukkan ketajamannya. Skuat asuhan LvG belum terkalahkan dari tiga partai yang sudah dilakoni melawan LA Galaxy, AS Roma dan Inter Milan.
'Ledakan' LvG pun mulai dirasakan klub-klub yang berhadapan dengan MU. Tentu saja 'ledakan' ini masih terbilang belum berbahaya. Mengingat MU akan menjalani kompetisi Liga Primer Inggris yang sangat ketat pada musim 2014/2015. Akankah tercipta 'ledakan' LvG di kota Manchester?
'Ledakan' LvG bakal menjadi senjata MU untuk kembali bersaing di papan atas Liga Primer Inggris dan menancapkan 'taring' Setan Merah di benua Eropa.
Kini, kita tunggu saja mampukah LvG menghadirkan 'ledakan' di lapangan hijau. Akankah 'ledakan' LvG membahayakan klub lawan main MU sebagaimana ledakan LPG 3 Kg yang membahayakan masyarakat di sekitarnya.