REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hasan Murtiaji, wartawan Republika
Gelaran Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) ke-12 pada 2-4 Agustus di Jakarta menjadi ajang untuk mengeksplorasi permasalahan di antara sesama peserta. Sesuai tema WIEF 2016, "Decentralising Growth, Empowering Future Business", salah satu pokok bahasan yang mengemuka adalah bagaimana peran usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam memajukan perekonomian di tengah kencangnya perkembangan teknologi digital.
Dalam pidatonya di pembukaan WIEF, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak menyebut peran penting sektor UMKM sebagai penggerak mesin ekonomi. "Ada banyak cara bagi kita di level para pemimpin di sini agar sektor UMKM bisa lebih kompetitif dengan mempermudah akses mereka ke pusat-pusat permodalan dan pasar keuangan serta memperkuat lini bisnis mereka, sehingga bisa turut membangun negara," kata Razak, Selasa (2/8).
Razak meyakini, WIEF ke-12 ini akan membuka peluang berkolaborasi untuk memperkuat bisnis dan meminimalisasi ketidaksetaraan kesejahteraan. Ajang WIEF bisa menjadi instrumen untuk mengoneksikan ide-ide inovatif yang mencuat dengan solusi praktisnya.
Adapun Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menekankan salah satunya pada peran umat Islam dalam hal teknologi. Inovasi teknologi, kata Presiden, harus dapat mengatasi kesenjangan kesejahteraan dan kemiskinan serta masalah sosial lainnya. Inovasi teknologi jangan hanya menguntungkan korporasi, tapi semestinya dikembangkan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat.
Apalagi, komunitas Muslim memiliki kekuatan demografi yang lebih baik dibandingkan komunitas non-Muslim. "Rata-rata umur tengah pemuda Muslim di seluruh dunia adalah 23 tahun, sementara rata-rata umur tengah pemuda non-Muslim di seluruh dunia adalah 30 tahun," kata Jokowi. Dan, jika berbicara mengenai teknologi, pemuda adalah penentunya.
Inovasi teknologi memang telah membantu memudahkan aktivitas masyarakat. Untuk mendapatkan tiket kereta api, pesawat, hotel kini tak perlu lagi mendatangi kantornya, tapi cukup dengan memencet tombol di smartphone dari kamar rumah sendiri.
Inovasi teknologi juga mengurangi ketergantungan pebisnis pada rantai distribusi ekonomi yang panjang. Produsen tak harus membuka toko atau mendatangi pusat-pusat keramaian untuk memasarkan produknya. Cukup dengan membuka toko online, produk kita pun bisa terjual ke seantero negeri. Perilaku konsumen dan produsen dalam jual-beli pun berubah.
Kemudahan dalam memasarkan produk lantaran perkembangan teknologi ini membuat banyak pengusaha rintisan yang bergerak di sektor ritel kini bermunculan. Dalam konteks ini, bisnis yang terkait dengan UMKM banyak mendapatkan manfaat.
Dalam kesempatan di WIEF, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menekankan perlunya komitmen negara kepada pengusaha UMKM. Desentralisasi pertumbuhan yang terjadi ke depan diharapkan bisa berpihak pada sektor UMKM.
Oleh karena itu, kolaborasi antara pengusaha dan teknologi menjadi keharusan. Pemerintah harus mengarahkan agar inovasi teknologi yang dikembangkan mendukung sektor UMKM bertumbuh. Sebab, inovasi teknologi menjadikan dunia bisnis lebih efisien.
Kolaborasi yang baik dan saling memperkuat di berbagai lini menjadi kata kunci guna mendorong ekonomi tumbuh merata dan berkeadilan. Dalam prinsip ekonomi Islam, dikenal tujuan pokok syariat atau maqashid syariah yang ujungnya adalah kemaslahatan manusia, di antaranya, melindungi hak milik dan melindungi kelangsungan hidup.
Di sinilah perlunya sinergi pemerintah dan pengusaha agar kue ekonomi tak hanya dikuasai segelintir manusia superkaya, tapi jutaan warga lainnya hidup serbakekurangan. Pengusaha besar melalui penguasaan teknologi tidak boleh rakus mengambil alih semua lini usaha tanpa menyisakan sedikit pun kepada sektor UMKM. Saling membantu dan memperkuat akan menjadikan masyarakat lebih hidup tenteram dan sejahtera.
Ekonomi berbagi pun menjadi keniscayaan ke depan. Di tengah perkembangan teknologi, semoga ajang WIEF kali ini bisa memberikan solusi menuju desentralisasi pertumbuhan ekonomi yang bermuara pada penguatan bisnis.