REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Indira Rezkisari
Indonesia sedang bermimpi menjadi pemain dunia dalam sektor pariwisata. Tak hanya ingin menjual kekayaan alam dan budaya, kuliner pun menjadi salah satu dagangan Indonesia pada dunia.
Faktor makanan sangat mungkin membuat turis mau melancong ke sini. Tengok saja Thailand. Pemerintah Thailand menyebut tahun lalu 10 ribu restoran Thailand tersebar di seluruh dunia. Jumlah yang meningkat dua kali lipat dibanding pada 2002.
Hasilnya, setidaknya berhasil menggaet hampir 30 juta turis mancanegara datang ke Negara Gajah Putih tahun lalu saja. Bagaimana dengan Indonesia? Angka pasti banyaknya restoran Indonesia di seluruh dunia belum ketahuan. Tapi sebagai perbandingan dengan Thailand, tahun lalu Kementerian Pariwisata mencatat 10,4 juta turis asing datang ke Indonesia.
Sektor ekonomi kreatif kuliner sejauh ini memberi sumbangan tujuh persen pada PDB Indonesia. Angka yang tidak sedikit. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan dari total Rp 10 ribu triliun PDB Indonesia, bidang kuliner memberi sumbangan sebesar Rp Rp 200 triliun.
Dan, sektor kuliner masih punya potensi besar untuk terus berkembang. Arief Yahya mengatakan di era pemerintahan sebelumnya digagas 30 ikon kuliner Nusantara. Gagasan tersebut kemudian berkembang agar kuliner Indonesia tidak sekadar terkenal di dunia, tapi bisa dinikmati lewat restoran-restoran Indonesia di berbagai kota dunia.
Badan Ekonomi Kreatif lalu bertugas menginkubasi program kuliner Indonesia agar bisa jadi bisnis yang berkembang. Bukan hanya bisa dinikmati saat ada festival, bazar, atau acara kedutaan di luar negeri. Namun setiap saat dapat dicicipi.
Arief menjelaskan lagi, 60 persen sektor wisata Indonesia diperoleh dari wisata yang bernilai budaya. "Cultural values," ujar Arief Yahya. Separuhnya dari situ berasal dari wisata belanja dan kuliner.
Tak heran bila pemerintah ngebet ingin membuat lebih banyak agenda kuliner. Seperti yang terdekat adalah Wonderful Indonesia Culinary dan Shopping Festival pada September mendatang.
Agenda kuliner di dalam negeri tapi tidak cukup kalau mau menarik turis di luar negeri. Makanan Indonesia harus mudah didapat di luar negeri, jika ingin orang asing familiar dengan rasanya hingga tertarik berlibur ke Indonesia.
Lalu, sudahkah kita melihat banyaknya restoran Indonesia di luar negeri? Praktisi kuliner William Wongso pernah mengatakan Indonesia harus mengejar ketinggalan di sektor kulinernya. Mengapa Indonesia bisa tertinggal?
William berulang kali menegaskan karena masakan Indonesia tidak pernah diajarkan secara resmi dalam sekolah kuliner Tanah Air. Katanya, kurikulum pendidikan kuliner hanya menyertakan sedikit saja pelajaran tentang sayur asam, sayur lodeh, gulai tunjang, papeda, hingga cerita tentang sejarah makanan Indonesia.